tirto.id - Hari Guru Nasional 2023 jatuh pada tanggal 25 November 2023. Pencetusan perayaan ini melewati sejarah panjang mulai 1912 silam dan berkaitan dengan lahirnya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia).
Peringatan Hari Guru Nasional merupakan salah satu hari besar yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Kendati demikian, tanggal tersebut tidak dimasukkan sebagai bagian dari hari libur nasional Indonesia.
Setiap sekolah pada perayaan ini biasanya mengadakan upacara bendera. Para peserta didik akan memberikan penghargaan atas jasa para guru melalui paduan suara. Salah satu lagu yang dapat dinyanyikan adalah “Hymne Guru”.
Sejarah kelahiran PGRI pun mempunyai korelasi dengan peringatan ini, yakni sama-sama dirayakan setiap tahunnya pada 25 November.
Adapun Hari PGRI terjadi lebih dahulu karena berawal dari Kongres Guru Indonesia di Surakarta 1945 silam. Pada tanggal 25 November tahun tersebut dibentuk organisasi yang menaungi para guru Indonesia.
Selain itu, terdapat juga perayaan Hari Guru Sedunia yang dirayakan setiap 5 Oktober. Jadi Indonesia memperingati hari guru sebanyak dua kali, satu berskala nasional dan satunya lagi internasional.
Hari Guru Nasional 2023 Jatuh Pada Tanggal Berapa?
Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2023 jatuh pada 25 November 2023 mendatang. Siswa-siswi di setiap sekolah Indonesia biasanya akan melakukan perayaan sebagai simbol penghargaan terhadap para guru atau tenaga pendidik.
Berbicara mengenai peran guru ini, mereka merupakan tombak utama dalam perkembangan dunia. Hal ini disebutkan karena guru bertugas menyampaikan informasi dan membimbing para generasi baru.
Dalam perayaan Hari Guru Nasional, murid dapat menyuguhkan rasa terima kasih mereka lewat lantunan lagu “Hymne Guru” ciptaan Sartono. Bukan hanya itu, terkadang peserta didik juga diperbolehkan untuk memberikan hadiah kepada guru.
Sejarah Hari Guru Nasional
Guru pribumi sudah tergabung dalam organisasi bernama PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda) pada 1912. Komponen atau anggota yang termasuk di dalamnya seperti guru desa, guru bantu, pemilik sekolah, dan kepala sekolah.
Peristiwa ini ternyata menyulut kemunculan beberapa organisasi baru. Misalnya PGB (Persatuan Guru Bantu), PGAS (Persatuan Guru Ambachtsschool), PGD (Perserikatan Guru Desa), PNS (Perserikatan Normaalschool), dan masih banyak lagi.
Dari berbagai organisasi yang ada, terdapat 32 yang memutuskan bergabung menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia) pada 1932 silam. Lantaran embel nama “Indonesia” mencerminkan semangat kebangsaan, Belanda pun terkejut. Lebih dari itu, kegiatan organisasi ini dilarang ketika pendudukan Jepang berlangsung.
Kendati demikian, PGI tetap eksis hingga pasca kemerdekaan. Kemudian, berubah nama menjadi PGRI berkat Kongres Guru Indonesia di Surakarta pada 23-25 November 1945 silam.
Hari kelahiran PGRI ditetapkan sesuai pada tanggal akhir kongres. Sementara itu, Hari Guru Nasional didasarkan pada kemunculan organisasi tersebut.
Perbedaan Hari Guru Nasional dan Hari Guru Sedunia
Hari Guru Nasional di Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, sementara Hari Guru Sedunia dicetuskan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Secara tanggal perayaannya setiap tahun pun berbeda, yakni HGN diperingati pada 25 November dan Hari Guru Sedunia dirayakan pada 5 Oktober. Hari Guru Nasional pada peringatan ini ditujukan untuk skala negara Indonesia. Adapun Hari Guru Sedunia berskala global karena diperingati juga oleh negara-negara lain.
Kendati keduanya berbeda secara lingkup peringatan dan tanggalnya, tujuan utama dari Hari Guru adalah mengenang jasa dan bentuk penghormatan terhadapnya. Hal ini berlaku lantaran mereka bertugas sebagai fondasi utama yang mengajarkan pengetahuan kepada penerus dunia modern.
Selain Indonesia, ada juga beberapa negara lain yang memperingati hari guru sebanyak dua kali. Di antaranya seperti Selandia Baru, Korea Selatan, dan Chile.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani