tirto.id - Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional dan Hari PGRI. Sejarah Hari Guru Nasional dan Hari PGRI diperingati pada tanggal yang sama, tetapi keduanya ditetapkan pada waktu yang berbeda.
Sejarah Hari Guru Nasional juga berkaitan erat dengan peristiwa lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945.
Hari PGRI ditetapkan lebih dahulu, yaitu tahun 1945. Sementara itu, Hari Guru Nasional ditetapkan pada 1994
Berikut adalah sejarah singkat kenapa tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional dan Hari PGRI.
Asal Mula dan Sejarah Hari Guru Nasional dan Hari PGRI
Guru-guru pribumi pada 1912 telah memiliki organisasi perjuangan yang bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Seluruh elemen pengajar masuk dalam organisasi ini, mulai dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.
Akan tetapi, berkembangnya organisasi PGHB memicu kemunculan organisasi-organisasi baru, macam Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB).
Terdapat pula organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan, atau lainnya, macam Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootchap (NIOG), yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan.
Tahun 1932, dikutip dari buku Sejarah Singkat Persatuan Guru Republik Indonesia (2020), sebanyak 32 Organisasi guru yang berbeda latar belakangnya memutuskan untuk bersatu dan mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Belanda terkejut menanggapi hal tersebut karena kata “Indonesia” dalam organisasi melambangkan semangat kebangsaan. Bahkan, pada zaman Jepang, organisasi PGI tidak dapat melakukan aktivitasnya karena dilarang.
Pada 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka. Setelah itu, tanggal 23-25 November diadakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Hari terakhir kongres tercetuslah kelahiran PGRI. Hingga saat ini, tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional setiap tahunnya, demikian sebagaimana dikutip dari laman resmi PGRI.
Sejarah Hari Guru Nasional lekat dengan kisah perjuangan Ki Hajar Dewantara melalui jalan pendidikan bersama Taman Siswa yang didirikannya. Maka tak heran jika pahlawan nasional asal Yogyakarta itu dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara menawarkan gagasan untuk pendidikan nasional. Jadilah Taman Siswa sebagai tonggak awal kebangkitan masyarakat terpelajar bumiputera yang mempelopori kebangkitan rakyat melawan kolonialisme.
Taman Siswa berkembang pesat. Memasuki dekade 1940-an, perguruan ini sudah mendirikan 166 sekolah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan memiliki lebih dari 11 ribu murid.
Konsep pendidikan yang dirumuskan Ki Hajar Dewantara dan dipraktikkan melalui Taman Siswa diarahkan pada tujuan nasionalisme, semangat perjuangan, dan kerakyatan menghadapi kolonialisme.
Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menetapkan Soewardi Soerjaningrat sebagai pahlawan nasional serta menyematkan gelar Bapak Pendidikan Nasional.
Editor: Iswara N Raditya