Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Fungsi Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam Beserta Jenisnya

Apa itu ijtihad, apa fungsi dan kedudukan ijtihad sebagai sumber hukum agama Islam, serta jenis-jenis ijtihad.

Fungsi Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam Beserta Jenisnya
Ilustrasi Alquran. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Segala hal dalam ajaran agama Islam harus berdasarkan kepada sumber hukum Islam.

Sumber hukum Islam dapat dimaknai dengan suatu rujukan, landasan, atau dasar yang diutamakan sebagai dasar pengambilan hukum.

Dalam agama Islam, sumber hukum yang diutamakan adalah Al Quran dan Hadis. Hal tersebut, termaktub dalam sebuah Hadis Shahih Lighairihi dari H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, dan Ibnu Hazm sebagai berikut:

“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya.”

Namun, kemudian muncul sumber hukum Islam ketiga, yakni ijtihad. Ijtihad berasal dari usul kata dalam bahasa Arab ijtahada-yajtahidu-ijtihadan yang berarti mengerahkan segala kemampuan, bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, atau bekerja secara optimal.

Secara pengertian, ijtihad dapat dipahami dengan mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-sungguh dalam menetapkan suatu hukum.

Ijtihad sebenarnya merupakan rujukan hukum dalam agama Islam, apabila sesuatu permasalahan tidak ada penjelasannya di dalam Al Quran maupun hadis.

Pelaksanaan ijtihad juga disarankan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut, termaktub dalam sebuah hadis sebagai berikut:

“Dari Mu’az, bahwasanya Nabi Muhammad saw. Ketika mengutusnya ke Yaman, ia bersabda, “Bagaimana engkau akan memutuskan suatu perkara yang dibawa orang kepadamu?” Muaz berkata, “Saya akan memutuskan menurut Kitabullah (al-Qur’ān).” Lalu Nabi berkata, “Dan jika di dalam Kitabullah engkau tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu?” Muaz menjawab, “Jika begitu saya akan memutuskan menurut Sunnah Rasulullah saw.” Kemudian, Nabi bertanya lagi, “Dan jika engkau tidak menemukan sesuatu hal itu di dalam sunnah?” Muaz menjawab, “Saya akan mempergunakan pertimbangan akal pikiran sendiri (ijtihādu bi ra’yi) tanpa bimbang sedikitpun.” Kemudian, Nabi bersabda, “Maha suci Allah Swt. yang memberikan bimbingan kepada utusan Rasul-Nya dengan suatu sikap yang disetujui Rasul-Nya.” (H.R. Darami)

Dalam pelaksanaanya, ijtihad tidak boleh dilakukan oleh seseorang secara sembarangan. Seorang mujtahid (orang yang dapat melakukan ijtihad) harus memiliki kecakapan dan keahlian.

Bahkan, terkadang dalam ijtihad yang dihasilkan oleh mujtahid satu dengan yang lain dapat berbeda.

Dikutip dari bukuPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen (2017:56), beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan ijtihad sebagai berikut:

    • Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam
    • Memiliki pemahaman mendalam tentang bahasa Arab, ilmu tafsir, usul fikih, dan tarikh (sejarah)
    • Memahami cara merumuskan hukum (istinbat)
    • Memiliki keluhuran akhlak mulia
Dalam sebuah riwayat dari Rasulullah SAW, di dalam hadis juga dijelaskan perihal seorang mujtahid apabila mengeluarkan ijtihad.

Jika seorang berijtihad, maka harus sesuai dengan kemampuan dan ilmunya. Kemudian, ijtihad yang dihasilkannya benar, maka dia akan mendapatkan dua pahala.

Sementara, apabila ijtihad yang dikeluarkannya salah, maka hanya mendapatkan satu pahala.

“Dari Amr bin Aś, sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda, “Apabila seorang hakim berijtihād dalam memutuskan suatu persoalan, ternyata ijtihādnya benar, maka ia mendapatkan dua pahala, dan apabila dia berijtihād, kemudian ijtihādnya salah, maka ia mendapat satu pahala.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Macam-macam Bentuk Ijtihad

Sebagai sebuah metode atau cara untuk menghasilkan sebuah hukum dalam agama Islam, ijtihad dibagi ke dalam beberapa macam bentuk. Beberapa bentuk ijtihad adalah sebagai berikut:

1. Ijma’

Ijma' merupakan bentuk ijtihad yang berasal dari kesepakatan para ulama ahli ijtihad dalam memutuskan suatu hukum (perkara) dalam agama Islam.

2. Qiyas

Qiyas merupakan bentuk ijtihad di mana mempersamakan masalah baru yang tidak terdapat di dalam Al-Qur'an maupun hadis dengan perkara yang sudah ada hukumnya di Al-Qur'an dan hadis lantaran adanya kesamaan sifat dan karakternya.

3. Maslahah Mursalah

Maslahah Mursalah merupakan bentuk ijtihad yang menetapkan hukum bergantung kepada kemanfaatan suatu perbuatan dan tujuan hakiki-universal terhadap syariat Islam.

Baca juga artikel terkait IJTIHAD atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno