Menuju konten utama

Frisian Flag Indonesia Kucurkan Rp25 M untuk Daur Ulang Sampah

Frisian Flag menginvestasikan dana Rp21 miliar untuk daur ulang sampah dan mengurangi jejak karbon melalui produksi palet ramah lingkungan.

Frisian Flag Indonesia Kucurkan Rp25 M untuk Daur Ulang Sampah
Presiden Direktur PT Re>Pal Internasional Indonesia, Marcus Goldstein (tengah kiri), dan Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel (tengah kanan) melakukan Penandatanganan Komitmen Kerjasama terkait Program Palet Berkelanjutan, dan disaksikan oleh Presiden FrieslandCampina Asia, Corine Tap (kanan), dan Customer Supply Chain Director, Gokhan Tuncer (kiri) di Jakarta, Kamis (23/11/2023). (FOTO/Dok. Frisian Flag Indonesia)

tirto.id - PT Frisian Flag Indonesia (FFI) meresmikan kemitraan transformasional dengan Re>Pal, perusahaan pelopor solusi palet berkelanjutan, yang bertujuan untuk memajukan praktik bisnis berkelanjutan, mengurangi sampah plastik, dan mengurangi jejak karbon.

Sejalan dengan misi utama FFI untuk mendukung Indonesia yang lebih hijau, perusahaan ini menginvestasikan dana Rp21 miliar untuk inisiatif penting ini. Dari investasi tersebut, kemitraan FFI dan Re>Pal ditargetkan menghasilkan 50.000 palet hasil daur ulang limbah bernilai rendah dan sulit diolah, yang 20% di antaranya dari multilayer plastik dan sisanya berasal dari sampah kemasan minum karton yang diproduksi oleh FFI.

Nantinya, palet-palet hasil daur ulang sampah itu akan digunakan oleh pabrik FFI yang berlokasi di Cikarang, sebagai bagian dari penerapan komitmen green manufacturing.

Peresmian kemitraan FFI dan Re>Pal tadi ditandai dengan penandatanganan MoU antara Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel, bersama Presiden Direktur PT Re>Pal Internasional Indonesia, Marcus Goldstein. Proses penandatanganan MoU pada Kamis, 23 November 2023, itu disaksikan langsung oleh Presiden FrieslandCampina Asia, Corine Tap, dan Customer Supply Chain Director, Gokhan Tuncer.

Dalam siaran persnya, PT FFI menyatakan bahwa kini seluruh dunia tengah menghadapi krisis lingkungan yang serius, tidak terkecuali Indonesia. Tumpukan sampah tidak terolah menjadi salah satu pemicunya.

Sepanjang 2022 saja, sesuai data Kementerian KLHK, Indonesia memproduksi sekitar 36 juta ton sampah, dengan 18,1% di antaranya berasal dari limbah plastik (kedua terbesar setelah limbah makanan). Hampir 36% dari sampah tersebut (sekitar 13 juta ton) belum terkelola. Padahal ada potensi untuk proses penggunaan ulang dan daur ulang, termasuk sebagai bahan dalam industri atau pendukung aktivitas ekonomi lainnya.

Berend Van Wel, Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia menegaskan perusahaannya memiliki komitmen untuk masa depan yang berkelanjutan. Kemitraan FFI dengan Re>Pal menjadi salah satu wujud dari komitmen tersebut.

"Sejalan dengan inisiatif ‘Nourishing a Better Planet’ dari induk perusahaan kami, FrieslandCampina dan visi FFI ‘Nourishing Indonesia to Progress’, FFI berdedikasi untuk memajukan Indonesia yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras. Kemitraan kami dengan Re>Pal terkait pemanfaatan palet berkelanjutan yang diproduksi, merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi dan pemanfaatan kembali sampah plastik, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Bersama-sama, kami berupaya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia dan generasi mendatang," terang Berend Van Wel.

Inisiatif ini sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengajak pelaku industri untuk mengembangkan roadmap pengurangan sampah, dengan tujuan mengurangi sampah hingga 30% pada tahun 2029. Pendekatan proaktif FFI dan kerja sama dengan Re>Pal mencerminkan komitmen dalam mendukung visi pemerintah untuk menciptakan Indonesia yang lebih hijau.

Rilis Frisian Flag

(dari kiri-kanan) Presiden Direktur PT Re>Pal Internasional Indonesia, Marcus Goldstein; Presiden FrieslandCampina Asia, Corine Tap; Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel; dan Customer Supply Chain Director, Gokhan Tuncer pada kegiatan Penandatanganan Komitmen Kerjasama Program Palet Berkelanjutan antara Frisian Flag Indonesia dan Re>Pal Internasional Indonesia. (FOTO/Dok. Frisian Flag Indonesia)

Mengomentari kerja sama perusahaannya dengan PT FFI, Presiden Direktur PT Re>Pal Internasional Indonesia, Marcus Goldstein menyampaikan pernyataan yang optimistis.

"Kami sangat bersemangat untuk memulai kemitraan ini dengan PT Frisian Flag Indonesia dalam misi bersama untuk menanggulangi sampah plastik dan mempromosikan praktik bisnis keberlanjutan," kata Marcus Goldstein.

"Kemitraan ini menunjukkan kekuatan solusi inovatif dan kerja sama industri dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan. Membuat langkah perubahan, dengan menyediakan alternatif ramah lingkungan untuk palet konvensional,” dia menambahkan.

Kerja sama antara FFI dan Re>Pal diwujudkan melalui produksi dan penggunaan 50.000 palet berkelanjutan. Produksi palet oleh Re>Pal dilakukan melalui proses efisien dengan memanfaatkan sejumlah besar sampah bernilai rendah yang sulit didaur ulang, termasuk sampah berupa kemasan saset (multi-layer-plastic) dan kemasan karton (Used Beverage Cartons).

Produksi palet ramah lingkungan itu diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah di tempat pembuangan akhir. Palet daur ulang ini akan digunakan di Pabrik FFI di Cikarang, sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan.

Palet-palet produksi Re>Pal juga memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan palet berbahan kayu atau plastik pada umumnya. Produksi palet hasil daur ulang sampah itu pun menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan pembuatan palet jenis lainnya.

Palet buatan Re>Pal bahkan disebut sudah melampaui palet konvensional dalam semua indikator penilaian terkait ramah lingkungan – baik dari aspek penggunaan maupun daya tahannya. Selain masa pakainya lebih lama, berat palet buatan Re>Pal terbilang ringan, serta menghasilkan emisi yang lebih rendah selama diproduksi.

Tak hanya itu, FFI telah mengembangkan tata rencana komprehensif dalam pengelolaan sampah untuk mencapai target bebas karbon pada 2050.

Tata rencana tersebut mencakup sejumlah target keberlanjutan, seperti bebas sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pada tahun 2023, pengurangan energi dan air lebih dari 15% pada tahun 2025, penggunaan energi terbarukan sebesar 40% pada tahun 2025, pengurangan emisi CO2 sebesar 40% pada tahun 2025, hingga mencapai Label D untuk keberlanjutan sebelum tahun 2025. Di dalamnya, juga termasuk penggunaan kemasan daur ulang dan mengurangi sampah plastik dalam rantai produksi PT FFI.

"Inisiatif FFI menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dan upaya untuk memberikan kontribusi positif dalam menanggulangi isu sampah plastik, sekaligus mengurangi jejak karbon di Indonesia," kata Berend Van Wel.

Penulis: Tim Media Servis