Menuju konten utama

Fenomena Danau Baru di Kupang Usai Seroja, Bagaimana Terbentuknya?

Danau baru yang terbentuk di Kota Kupang pascaseroja adalah kategori danau Dolina atau danau karst. 

Fenomena Danau Baru di Kupang Usai Seroja, Bagaimana Terbentuknya?
Fenomena danau baru Kota Kupang, NTT usai diterjang badai Siklon Seroja, Minggu (4/4/2021). (ANTARA/Benny Jahang)

tirto.id - Fenomena alam terbentuknya sebuah danau baru di Tankolo, Sikumana, Kota Kupang setelah diterjang Siklon Tropis Seroja pada Minggu, 4 April lalu, merupakan kategori danau dolina atau danau karst.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Herry Kota.

"Danau yang baru terbentuk di Sikumana ini masuk dalam kategori danau Dolina atau danau karst," kata Dr. Herry Kota ketika ditemui wartawan di lokasi danau yang baru terbentuk di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang, Senin (19/4/2021), seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan, pembentukan danau seperti di Kelurahan Sikumana sering terjadi di daerah yang masuk dalam daerah yang bertopografi karst atau bentangan alam yang memiliki siklus hidrologi yang khas sebagai akibat dari perkembangan batu karbonat.

"Wilayah Kota Kupang bertopografis karst terdiri dari batu kapur yang luas sehingga apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi akan terjadi proses erosi atau pelartan batu kapur sangat tinggi," ujarnya.

Menurut Herry Kota yang juga Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Argo Ekologi Universitas Nusa Cendana (Undana) bahwa Kota Kupang merupakan daerah bertopografi karst dengan tingkat keterjalan yang tinggi serta cekungan dan tonjolan dan bukit berbatu yang tidak beraturan serta memiliki aliran bawah tanah dan adanya gua memiliki potensi adanya pembentukan danau Dolina.

Menurut dia, intensitas hujan yang sangat tinggi ketika terjadi badai siklon tropis seroja memungkinkan terbentuknya danau dolina seperti terjadi di Kelurahan Sikumana.

Ia mengatakan, danau dolina merupakan danau musiman sehingga ketika musim kemarau dengan penguapan yang tinggi maka air yang ada kembali menjadi kering.

"Apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi maka pembentukan danau kembali terjadi karena suplai air sangat tinggi dari sumber-sumber mata air baru yang muncul di sekitar lokasi danau ini," kata Herry Kota.

Menurut dia, potensi adanya longsoran pada daerah sekitar sangat kecil, karena tidak ada tekanan air yang besar menuju danau yang baru terbentuk itu.

Ia memperkirakan air dalam danau di Kelurahan Sikumana itu kembali mengering saat wilayah NTT masuk musim kemarau pada Oktober mendatang.

Hal serupa juga disampaikan oleh Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi redaksi Tirto. Menurutnya, danau baru tersebut nantinya akan kering sendiri dan menjadi lahan seperti sebelum badai Seroja.

"Danau baru? bukan! nanti akan kering sendiri dan kembali menjadi lahan seperti sebelum terjadi badai Seroja, ini hanya temporer saja, karena pasca terjadi hujan di atas normal saja," tegas Daryono.

Baca juga artikel terkait SIKLON SEROJA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Nur Hidayah Perwitasari