tirto.id - Salah satu orator massa Aksi Bela Tauhid Jilid II Felix Siauw menyatakan aksi ini digelar untuk membela tauhid, bukan organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Ia mengatakan pemerintah harus membedakan mana bendera organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan mana bendera tauhid.
"Saat saya dulu masih kafir, saya tidak tahu apa arti bendera itu. Sekarang sudah tahu, dan harus saya bela. Kami membela tauhid, bukan HTI. Itu bendera tauhid. Saya tidak akan takut mati jika pegang bendera ini," katanya di Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Ia meminta pemerintah menegakkan hukum yang ketat bagi para pembakar bendera di Garut beberapa waktu lalu, karena perlakuan tersebut telah menistakan agama.
"Lo bilang gue intoleransi, tapi lo yang persekusi. Lo bilang gue makar, tapi lo bakar bendera," kata Fellix mengeluarkan jargon.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu memperkirakan ada sekitar 6.000 orang yang ikut dalam Aksi Bela Tauhid Jilid II yang digelar siang ini, Jumat (2/11/2018).
"Sementara ini mapping kami yang bergerak dari [Masjid] Istiqlal itu kurang lebih sekitar 6.000 nanti ditambah massa cair dengan ada di sini kita belum bisa hitung," kata Roma di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Sekitar pukul 14.46 WIB, perwakilan massa itu langsung diterima untuk menemui Wiranto. Mereka langsung melakukan audiensi di gedung utama Kemenko Polhukam.
Dalam pantauan wartawan Tirto, Sesmenko Polhukam Agus Surya Bakti, pejabat Kemenkopolhukam dan Wakapolri Komjen Ari Dono juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dipna Videlia Putsanra