tirto.id -
Pangacara asal Sidney, Australia, Michael Tiyce tampaknya sudah hapal betul kapan perceraian yang biasa ditanganinya banyak terjadi. Kendati Februari kerap dianggap sebagai bulan yang romantis, anggapan ini kenyataannya tak berlaku bagi semua orang.
Masih menurut Tiyce, faktor cuaca berpengaruh terhadap tindakan yang diambil para pasangan. “Saat cuaca dingin, orang-orang memutuskan bersama. Saat cuaca yang lebih baik datang, mereka juga tahu ada sesuatu yang perlu mereka siapkan,” tambah Tiyce, melansir dari 9Honey.
Pendapat Tiyce dibenarkan Richard Komiko. Pendiri situs hukum Attorney Fee ini mengatakan dibandingkan bulan lain, perceraian meningkat sebanyak 18 persen pada Februari. Jumlah pengunjung di situsnya pun meningkat sebanyak 38 persen setelah Valentine.
Selain Februari, Januari juga menjadi bulan dengan angka perceraian tertinggi. Alasan perceraian di bulan ini didominasi oleh kesulitan finansial. Kebanyakan dari mereka, ungkap Komiko, mengunjungi Attorney Fee untuk mencari referensi pengacara.
Tak hanya Attorney Fee yang mengalami lonjakan pengunjung. Situs hukum lain seperti Avvo pun mengalami peningkatan pengunjung sekitar 40 persen.
Presiden American Academy of Matrimonial Lawyers Alton Abramowitz dalam wawancaranya bersama CNN menilai kendati liburan bisa mendekatkan setiap pasangan, namun waktu bersama ini juga menjadi pemicu keretakan hubungan. Abramowitz tak menampik jika perselingkuhan kerap menjadi faktor para pasangan bercerai.
“Selalu ada klien yang datang sembari mengatakan, ‘Saya tak bisa mempercayai semua ini, saya menyiapkan makan malam yang romantis untuk merayakan Valentine bersama suami saya dan dia menelepon untuk mengatakan pekerjaan kantor menahannya.’ Orang sering tertangkap basah tengah berselingkuh lantaran mereka harus memuaskan pasangan dan selingkuhan mereka. Itu hal yang sulit dilakukan,” kata Abramowitz.
Editor: Yulaika Ramadhani