tirto.id - Sejarah terciptanya Gundala Putra Petir bermula dari komik karya Hasmi pada 1969. Kini, sutradara Joko Anwar mengangkat aksi superhero asli Indonesia ini menjadi film dan rilis di bioskop tanah air mulai tanggal 29 Agustus 2019. Berikut fakta-fakta menarik tentang Gundala.
Gundala dipastikan menjadi pembuka bagi Joko Anwar dalam menampilkan rangkaian pahlawan super Indonesia, seperti yang telah dilakukan Marvel maupun DC di Hollywood sana. Sang sutradara mengungkapkan, superhero perempuan Sri Asih sudah disiapkan setelah Gundala.
Film Gundala karya Joko Anwar dibintangi oleh Abimana Aryasatya sebagai Sancaka/Gundala, Tara Basro sebagai Wulan/Merpati, Bront Palarae sebagai Pengkor, Ario Bayu sebagai Ghazul, Rio Dewanto sebagai ayah Sancaka, Marissa Anita sebagai ibu Sancaka, dan sejumlah pelaku peran lainnya.
Produksi film ini melibatkan 1.800 pemain, serta tempat pengambilan gambar yang dilakukan di 70 lokasi yang berbeda. Film Gundala digarap selama 2 tahun dan menghabiskan biaya produksi tidak kurang dari Rp30 miliar.
Berikut ini fakta-fakta menarik Gundala Putra Petir lainnya:
Terinspirasi Ki Ageng Sela
Harya Suraminata alias Hasmi, komikus asal Yogyakarta, untuk pertamakalinya menampilkan Gundala Putra Petir dalam cerita bergambar pada 1969. Dalam menciptakan sosok Gundala, Hasmi tenyata terinspirasi dari tokoh nyata, yaitu Ki Ageng Sela.
Ki Ageng Sela merupakan leluhur raja-raja Jawa. Dikutip dari Ilmu Slamet: Merangkai Mutiara Filsafat Jawa di Era Modernisasi dan Globalisasi (2014) karya Daldiyono & Wistodiyono Hardjodisastro, ia adalah kakek dari Panembahan Senapati.
Seperti diketahui, Panembahan Senapati ialah pendiri Kesultanan Mataram Islam yang bertakhta pada 1587 hingga 1601 dan kelak menurunkan raja-raja di Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta sekarang.
Lantas, apa kaitan Ki Ageng Sela dengan Gundala ciptaan Hasmi?
Ki Ageng Selo dikenal sebagai tokoh spiritual berilmu tinggi. Dalam legenda dikisahkan, salah satu keistimewaannya adalah mampu menangkap kilat dan halilintar. Nah, Gundala juga identik dengan fenomena alam tersebut sehingga dijuluki putra petir.
Nama Gundala juga diambil dari kata gundolo yang artinya petir. Cerita Gundala mengisahkan seorang ilmuwan muda bernama Sancaka yang bertekad menemukan serum anti petir. Namun, ia tersambar halilintar dan justru mendapatkan kekuatan super. Gundala kemudian diangkat putra oleh penguasa Kerajaan Petir, Kaisar Kronz.
Dalam komiknya, Hasmi menggambarkan lokasi petualangan Gundala seakan-akan berlatar tempat di Yogyakarta, kota asal sang penulis.
Difilmkan Tahun 1981 & 2019
Joko Anwar bukan satu-satunya orang yang pernah mengangkat kisah Gundala ke layar lebar. Tahun 1981 atau 38 warsa silam, film Gundala Putra Petir telah dirilis dengan sutradara Lilik Sudijo setelah membeli lisensi komik dari Hasmi.
Di film perdana itu, karakter Sancaka sekaligus Gundala diperankan oleh aktor laga Teddy Purba. Dikisahkan, musuh utama Gundala kala itu adalah Ghazul, bos pengedar narkoba kelas kakap.
Joko Anwar di film terbaru Gundala mengaku tidak terlalu mengubah sosok superhero ini seperti klasiknya, dibubuhi dengan karakter pewayangan dan mitologi Jawa.
“Kita mengangkat setting yang sangat lokal,” ungkap pria yang juga membuat ulang film legendaris Pengabdi Setan ini.
Jagat Superhero Bumilangit
Gundala menjadi pembuka Jagat Sinema Bumilangit –demikian The Avengers versi Indonesia ini disebut– selain bakal menyusul jajaran pahlawan super nasional yang pernah melegenda di era terdahulu, termasuk Godam & Tira, Si Buta dari Gua Hantu, Patriot Taruna, Mandala, Patriot, Merpati, Nusantara, Virgo, Aquanus, Sembrani, dan lainnya.
Rencananya, tokoh-tokoh superhero di BumiLangit akan dijadikan cinematic universe dalam waktu dekat. Bahkan, Joko Anwar sudah membuat rancangan untuk menyatukan kisah dari pahlawan-pahlawan super versi Nusantara itu.
“Kami sudah membuat benang merah cerita dan perkembangan tiap karakter,” ujar Joko Anwar.
“Nantinya dikembangkan lagi oleh setiap sutradara dan penulis untuk tiap filmnya. Jadinya, karakter dan cerita akan sangat terjaga,” imbuhnya.
Bumilangit adalah nama penerbit komik Gundala Putra Petir dan sejumlah komik pahlawan super Indonesia lainnya.
Pada 2003, BumiLangit berkembang menjadi studio yang fokus mengakuisisi naskah-naskah komik klasik, mengurus hak cipta, serta menyelamatkan komik lawas ke dalam versi digital
Penulis: Yonada Nancy & Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya