tirto.id - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan bahwa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terlalu sederhana menerjemahkan pembangunan infrastruktur yang hanya terfokus ke pembangunan jalan dan lain-lain.
Ia mengatakan, pemerintah perlu menerjemahkan pembangunan infrastruktur ke arti yang lebih luas, seperti kesehatan, pendidikan, dan lainnya.
"Seharusnya yang diprioritaskan adalah yang menstimulus ekonomi atau yang memang dibutuhkan, atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat," katanya kepada wartawan di kompleks DPR RI, Rabu (28/11/2018).
Fadli menuding bahwa pemerintah Joko Widodo salah kaprah mengartikan pembangunan infrastruktur dan hal ini menjadi salah satu faktor tidak efektifnya penggunaan dana negara dan terus berutang.
Hal tersebut, dikatakan Fadli, yang juga membuat pemerintah Joko Widodo tidak fokus dan abai terhadap isu korupsi yang terjadi makin banyak. Ia mengaku tak heran jika capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bilang persoalan korupsi di Indonesia bagaikan kanker stadium empat.
Fadli menilai apa yang disampaikan oleh Prabowo Subianto merupakan komitmen timnya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, dan hal tersebut, lanjutnya, harus dimulai dengan sebuah sistem yang bersih pula.
"Kenyataannya kan memang sekarang ini sistemnya itu tidak mendukung dan selama empat tahun lebih kita lihat masih begitu banyak kebocoran-kebocoran dari sistem yang dibangun pemerintah yg sekarang," katanya.
Sementara itu, Presiden Jokowi menjelaskan ada beberapa proyek infrastruktur yang akan diresmikan pada akhir tahun ini, salah satunya Tol Jakarta-Surabaya. Sedangkan untuk Tol Trans Sumatera, Jokowi sempat meminta untuk dikebut hingga bisa diresmikan April 2019.
Jokowi menjelaskan alasan ia menargetkan beberapa proyek bisa dikebut, bukan untuk meraih simpati demi Pemilu 2019. Salah satunya, agar masyarakat bisa menggunakan fasilitas tol tersebut untuk lebaran. "Biar nanti bisa berlebaran dari Jakarta menuju Palembang naik mobil," ujarnya, dikutip dari Antara.
“Bukan untuk pemilu. Mikirnya pemilu tadi pasti,” tambahnya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri