Menuju konten utama

Facebook Hapus Postingan Trump yang Sebut Anak-Anak Kebal Corona

Facebook menghapus unggahan Trump berisi video pernyataan presiden AS itu yang memuat klaim bahwa anak-anak "kebal" terhadap Covid-19.

Facebook Hapus Postingan Trump yang Sebut Anak-Anak Kebal Corona
Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum kampanye di Battle Creek, Mich., Rabu, 18 Desember 2019. Paul Sancya/AP

tirto.id - Facebook menghapus postingan presiden Amerika Serikat Donald Trump, karena telah menyalahi kebijakan perusahaan terkait penyebaran misinformasi tentang virus corona.

Postingan orang nomor satu di Amerika Serikat itu berisi cuplikan video wawancaranya dengan Fox & Friends pada Rabu (5/8/2020). Di video itu, Trump mengklaim bahwa anak-anak "hampir kebal" terhadap Covid-19, penyakit yang disebabkan infeksi virus corona (Sars-CoV-2).

"Video ini termasuk klaim yang menyesatkan bahwa kelompok tersebut [anak-anak] kebal dari Covid-19, yang mana telah menyalahi kebijakan kami karena misinformasi yang membahayakan," ujar juru bicara Facebook, yang dilansir Al-Jazeera, Kamis (6/8/2020).

Langkah Facebook menurunkan postingan Trump yang dianggap memuat misinformasi terkait virus corona ini merupakan yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya, Facebook juga menghapus iklan kampanye Trump karena melanggar aturan informasi salah terkait sensus nasional.

Facebook selama ini memang mendapat banyak tekanan, karena membiarkan sejumlah pemimpin dunia mengunggah postingan berisi klaim yang menyesatkan mengenai Covid-19.

Kebijakan mirip diterapkan Twitter terhadap cuitan yang memuat video klaim Trump. Twit berisi video yang diposting oleh akun kampanye Trump @TeamTrump dan kemudian dibagikan oleh sang presiden juga disembunyikan oleh Twitter Inc., dengan alasan memuat minsinformasi soal virus corona.

Juru bicara Twitter mengatakan pemilik akun @TeamTrump perlu menghapus twit yang dianggap tendensius tersebut, agar mereka dapat membuat twit lagi.

Sementara tim kampanye Trump, melalui sebuah pernyataan, menuduh dua media sosial tersebut menerapkan keputusan yang bias.

"Beda hari, beda cara ‘kobaran bias’ Silicon Valley terhadap presiden, di mana peraturan hanya dilaksanakan secara searah," ujar Courtney Parella, juru bicara tim kampanye Trump.

"Presiden sebenarnya hanya menyampaikan sebuah fakta, bahwa anak-anak sedikit rentan saja oleh coronavirus. [....] perusahaan media sosial bukanlah hakim atas kebenaran," tambah dia.

Klaim Trump sebenarnya berkebalikan dengan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), lembaga yang berada di bawah kendali pemerintahannya. CDC melaporkan, meskipun lebih banyak orang dewasa yang terinfeksi virus corona, anak-anak dan bayi pun rentan menderita penyakit tersebut dan menularkannya ke orang lain.

Sebuah analisis dari Badan Kesahatan Dunia (WHO) terhadap enam juta kasus positif corona yang dilaporkan sejak 24 Februari hingga 12 Juli 2020, juga menunjukkan 4,6 persen kasus Covid-19 dialami oleh anak-anak usia 5-14 tahun.

Dalam pernyataannya di Gedung Putih sesaat berselang setelah isu tersebut ramai pada hari Rabu, Trump sedikit meralat klaimnya dengan menyebut: "virus ini berdampak kecil pada anak-anak."

"Anak-anak mengatasinya begitu baik," ujarnya pada wartawan, dikutip dari Reuters, pada Kamis (6/8/2020).

"Jika kamu melihat angka, untuk kematian anak di bawah umur, sistem kekebalan mereka begitu kuat. Mereka terlihat mampu mengatasinya begitu baik dan itu semua menurut beberapa statistik," tambah dia.

Sebagaimana dilansir Variety, seberapa besar kemungkinan anak-anak tertular atau menyebarkan virus corona, memang menjadi masalah yang terus diperdebatkan di Amerika Serikat. Polemik itu dipicu oleh anggapan sebagian warga AS bahwa pembukaan kembali sekolah sangat penting untuk memungkinkan banyak orang tua kembali bekerja.

Trump telah menyerukan agar kegiatan bisnis dan sekolah digelar kembali, dengan maksud untuk memulihkan kembali ekonomi negeri Paman Sam, yang menjadi "faktor penting dalam pemilihan presiden mendatang."

Kendati demikian, kini justru semakin banyak sekolah di berbagai distrik yang memilih untuk tidak menggelar kelas tatap muka pada September 2020. Kebanyakan sekolah itu memilih untuk tetap menggunakan metode pembelajaran daring sampai pandemi mereda.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Politik
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom