Menuju konten utama

Facebook Gandeng Tirto.id untuk Program Third Party Fact Checking

Facebook menggandeng media online Tirto.id untuk merealisasikan program third party fact checking.

Facebook Gandeng Tirto.id untuk Program Third Party Fact Checking
Ilustrasi halaman Facebook. REUTERS/Dado Ruvic

tirto.id - Facebook meluncurkan program third party fact checking pada Senin (2/4/2018), untuk mendorong literasi digital dan literasi berita yang lebih baik di Indonesia. Ini merupakan program yang pertama di Asia Pasifik.

Ruben Hattari, Public Policy Lead Facebook Indonesia mengatakan bahwa perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg akan terus berupaya menyempurnakan produknya.

“Facebook itu platfom, user bisa berinteraksi bertukar pikiran. Untuk memastikan semua itu bekerja sempurna, yang kami lakukan pertama ialah menjaga keamanan komunitas kami,” kata Hattari pada awak media di Equity Tower, SCBD, Jakarta, Senin (2/4/2018).

Selain menjaga keamanan komunitas, kata Hattari, Facebook juga berupaya mendorong para penggunanya memiliki sikap yang sopan serta bertanggung jawab. Sehingga mampu meningkatkan kenyamanan pengguna untuk menyampaikan ekspresi, terutama dalam berbagi konten.

“Kami ingin memastikan pengguna Facebook, bisa menggunakan Facebook secara optimal. [Salah satunya] sharing berita faktual,” ucap Hattari.

Dalam program third party fact checking, Facebook menggandeng media online Tirto.id. Terkait hal itu, News Partnership Lead Facebook Indonesia, Alice Budisatrijo mengatakan, alasan pihaknya menggandeng Tirto karena media tersebut merupakan satu-satunya media di Indonesia yang telah terakreditasi sebagai pemeriksa fakta.

Pada awal 12 Januari 2018, Tirto didaulat sebagai media asal Indonesia yang lolos verifikasi IFCN (International Fact-Checking Network). Saat itu, Tirto lolos dalam kategori "Periksa Data" dan "Indepth Reporting". Verifikator menilai bahwa Tirto.id serius dalam memberi data yang kredibel, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Atas kerja sama itu, Tirto.id memperoleh akses pada berita di Facebook. “Tirto akan mendapatkan akses ke berita-berita yang ada di Facebook dan menilai akurasinya,” kata Alice.

Chief Executive Officer (CEO) Tirto.id, Sapto Anggoro mengatakan, di awal program third party fact checking ini, Tirto tidak akan terlalu banyak memeriksa kebenaran sebuah berita.

Menurut Sapto, Tirto lebih memilih menghasilkan kualitas berita yang hendak diperiksa daripada memeriksa sebanyak-banyaknya berita yang dianggap palsu.

Pasalnya, kata Sapto, pemeriksaan yang dilakukan bukan sekadar menghasilkan kesimpulan benar atau salah, tetapi lebih akan merilis konten atau meng-counter berita.

“Target belum banyak. [Kita sadar bahwa] konten [yang diunggah di Facebook] jutaan. Sehari 1 atau 2 dulu. Kita tidak berpikir pada kuantitas dulu, tapi pada kualitas,” kata Sapto.

Menurut Sapto, kerja sama ini bukanlah sesuatu yang ringan. Sehingga ia berharap media lain pun bisa bergabung dalam program ini.

“Tidak hanya bertanggung jawab pada kontennya Tirto sendiri, tapi juga konten di Facebook,” tambahnya.

Cara Kerja Program Third Party Fact Checking

Secara teknis, program ini akan mendeteksi berita palsu yang ada di Facebook. Kemudian, Facebook akan mengurangi distribusi konten dan menyuruh Tirto melakukan pemeriksaan fakta.

Apabila Tirto menilai sebuah berita itu diragukan kebenarannya, maka akan muncul notifikasi “telah ditandai pemeriksa fakta diragukan akurasinya.”

Selain itu, pengguna Facebook juga akan diberi fitur “baca juga” yang berisi konten-konten yang meng-counter.

Program third party fact checking merupakan salah satu bagian dari usaha raksasa media sosial itu meredam maraknya penyebaran berita palsu. Selain program third party fact checking, Facebook juga mengadakan think before you share yang bekerjasama dengan 100 SMA di Indonesia.

Lalu, Facebook pun bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Bawaslu dengan meluncurkan iklan layanan masyarakat yang mencantumkan tips-tips mendeteksi berita palsu. Terakhir, Facebook mengadakan Facebook Journalism Project.

Inisiatif-inisiatif yang dilakukan Facebook memiliki dasar. Terutama soal masifnya penggunaan platform media sosial itu di Indonesia. Menurut klaim Facebook, ada 1,36 miliar orang yang mengakses Facebook tiap hari. Dari angka itu, 115 juta berasal dari Indonesia.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Alexander Haryanto