Menuju konten utama

Evakuasi Lion Air, Basarnas: Tak Ada Kendala, Masalah Waktu Saja

Syaugi menegaskan jenazah korban atau korban selamat jika ada akan ketemu cepat atau lambat.

Evakuasi Lion Air, Basarnas: Tak Ada Kendala, Masalah Waktu Saja
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/1/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id -

Kepala Badan SAR Nasional M Syaugi mengatakan tidak ada halangan dalam proses pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610. Syaugi menegaskan jenazah korban atau korban selamat jika ada akan ketemu cepat atau lambat.

Hal ini disampaikan Syaugi ketika mengunjungi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2018). Namun hingga siang hari, hasil evakuasi yang dikirim ke RS Polri belum bertambah dari jumlah terakhir 24 kantong yang berisi.

"Kendala tidak ada, hanya masalah waktu saja," tegas Syaugi.

Menurut Syaugi, koordinat kecelakaan memang sudah ketemu, tetapi badan pesawat masih belum ditemukan hingga sekarang.

Namun, kedalaman 30 meter tempat kapal tenggelam dan adanya lumpur, menurut Syaugi, tidak menjadi masalah sampai sekarang.

"Tidak ada kendala kedalaman 30 meter. Tidak masalah itu hanya masalah waktu saja," tegasnya lagi.

Syaugi mengatakan pihak pemerintah telah menurunkan 50 penyelam, masing-masing 30 orang dari Basarnas dan 20 dari TNI AL yang mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air di kedalaman 30 meter. Menurut Syaugi, kedalaman itu masih bisa dijangkau oleh manusia.

"50 penyelam. Jadi kita ini all out," katanya. "Penyelaman sampai jam 7 malam, pencarian permukaan 24 jam."

Hingga sekarang badan pesawat Lion Air JT 610 yang diduga berada di dalam laut belum ditemukan. Syaugi menduga masih banyak jenazah korban yang terjebak di dalamnya.

Pesawat Lion Air jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628” yang berada di sekitar Karawang, Jawa Barat setelah 13 menit mengudara.

Pada pukul 06.33 WIB, pesawat yang diperkirakan membawa total 189 penumpang dengan rincian 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi infant, 8 kru pesawat itu kehilangan kontak. Ada satu teknisi yang juga turut dalam penerbangan ini untuk memastikan pesawat laik terbang.

Pesawat yang jatuh ini buatan 2018 dan baru dioperasikan Lion Air sejak 15 Agustus 2018 . Pesawat dinyatakan laik operasi.

Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan copilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri