tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bertemu dengan Presiden Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (5/10/2022). Erick menyampaikan surat khusus dari Presiden RI Joko Widodo soal tragedi Kanjuruhan yang ditujukan kepada Presiden FIFA.
Dalam pertemuan tersebut, Erick juga menerima ucapan duka dari Presiden FIFA atas tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 131 orang.
"Saya juga menyampaikan salam dan surat khusus dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino," kata Erick dikutip dari Antara, Kamis (6/10/2022).
Erick mengklaim FIFA mendukung Pemerintah Indonesia terus mengembangkan sepakbola setelah tragedi Kanjuruhan. Ia menyebutkan organisasi sepakbola internasional itu siap melihat potensi, popularitas, dan perkembangan sepak bola di Indonesia.
Apalagi, kata dia, dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang konstan, market yang besar, dan kondisi sosial politik yang stabil.
"Hal ini ditujukan agar sepak bola yang merupakan olahraga paling populer, dicintai, dan menyita animo besar dari masyarakat Indonesia mampu menjadi kebanggaan nasional dan sebagai salah satu pilar dalam berkontribusi terhadap kemajuan bangsa," kata Erick.
Presiden FIFA Gianni Infantino sebelumnya telah memberikan pernyataan soal tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan kekalahan tuan rumah 2-3, Sabtu (1/10/2022).
"Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," ujar Gianni.
Menurut dia, tragedi Kanjuruhan merupakan hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepakbola. Kejadian itu adalah tragedi luar biasa di luar perkiraan siapa pun.
Gianni menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa dalam insiden tragis itu.
"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada masa yang sulit ini," kata Gianni.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi ketika para suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk ke lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya pada laga lanjutan Liga 1 Indonesia.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata di lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas. Gas air mata juga diarahkan ke tribun penonton.
Tembakan gas air mata dan kebrutalan aparat TNI-Polri membuat kepanikan di area stadion. Para penonton kemudian berebut mencari jalan keluar dari stadion. Hal itu membuat banyak dari suporter yang terimpit dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
Selain itu, banyak juga korban suporter yang mendapatkan pukulan hingga tendangan dari aparat TNI-Polri yang bertugas di Stadion Kanjuruhan.
Editor: Gilang Ramadhan