tirto.id - Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak terkait tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.
"Komnas HAM sejak hari Senin sudah ada di Malang. Dan kami langsung ke beberapa titik, sudah bertemu dengan beberapa kelompok Aremania baik yang ada di Kota Malang di Kabupaten Malang dari beberapa tempat yang lain. Yang berikutnya adalah kami juga bertemu dengan keluarga korban baik di rumah maupun di rumah sakit," kata Anam dalam keterangan persnya, Rabu, 5 Oktober 2022.
Dari hasil penelusuran tersebut, Komnas HAM menghimpun beberapa informasi di antaranya adalah terkait kondisi jenazah korban. Ia menyebut banyak jenazah korban yang menunjukkan ciri fisik seperti bermata merah, wajah membiru dan mengeluarkan busa.
"Banyak yang mukanya biru. Jadi muka biru ini yang menunjukkan besar kemungkinan karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Ada yang matanya merah dan keluar busa," jelas Anam.
Ia menyebut pihaknya juga sempat bertemu korban yang selamat dari tragedi tersebut dan mendapati bahwa mata korban baru dapat terbuka hari Senin atau 2 hari pasca kejadian.
"(Korban yang selamat) Senin bertemu dengan kami. Senin itu baru baru bisa melihat sebelum-sebelumnya nggak bisa melihat, matanya sakit kalau dibuka. Katanya juga sering sesak nafas dan tenggorokan perih," ucap Anam.
Selain itu, ia juga melakukan validasi informasi yang beredar bahwa ada usaha penyerangan oleh suporter kepada pemain Arema karena kalah. Hal tersebut dikonfirmasi Anam kepada kedua belah pihak dan keduanya menyatakan tak ada penyerangan.
"Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter ke sana (lapangan) mau menyerang pemain, itu pemainnya bilang itu tidak seperti itu dan suporternya juga bilang tidak seperti itu," pungkas Anam.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Fahreza Rizky