Menuju konten utama

Erick Thohir Resmi Bentuk Holding BUMN Pangan, RNI jadi Induk

Transformasi BUMN pangan ini diharapkan meningkatkan ketahanan pangan nasional dan menumbuhkan ekonomi masyarakat.

Erick Thohir Resmi Bentuk Holding BUMN Pangan, RNI jadi Induk
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (6/1/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir resmi membentuk holding BUMN pangan dengan menunjuk PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai perusahaan induk. Terbentuknya holding BUMN pangan ini diharapkan dapat mendukung ekosistem pangan nasional. Transformasi BUMN pangan ini diharapkan meningkatkan ketahanan pangan nasional dan menumbuhkan ekonomi masyarakat.

“Dari banyaknya transformasi yang sudah kita lakukan, sektor pangan akan menjadi fokus utama untuk akhir tahun ini dan tahun depan dan berharap holding BUMN pangan dapat memanfaatkan secara maksimal wilayah Indonesia sebagai negara agraris, dengan berfokus pada sistem rantai pasok pangan yang berorientasi pada pasar,” kata Erick dalam rilis yang diterima Tirto, Minggu (9/1/2022).

Kementerian BUMN pun secara resmi telah mengalihkan lima saham perusahaan BUMN di bidang pangan, yakni PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Perikanan Indonesia (Persero), PT Berdikari (Persero), dan PT Garam (Persero), kepada RNI selaku perusahaan yang ditunjuk sebagai induk holding BUMN pangan.

Pembentukan holding pangan juga telah mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo, melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 118 Tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke dalam modal saham PT RNI (Persero). Serta dilengkapi dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 555/KMK.06/2021 tentang Penetapan Nilai Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal Saham PT RNI (Persero).

Erick juga menyatakan bahwa pembentukan holding BUMN dapat menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan rantai pasok, hingga inovasi bisnis model. Transformasi ini juga selaras dengan keinginan presiden bahwa Indonesia membutuhkan sebuah BUMN pangan yang kuat untuk merealisasikan visi Indonesia 2045, untuk peningkatan ketahanan pangan nasional.

“Adanya holding BUMN pangan juga menjadi prioritas utama dalam transformasi industri pangan mengingat Indonesia sebagai negara agraris,” kata Erick.

Selain itu holding BUMN pangan juga diyakini dapat mengoptimalkan aset yang potensial, mengandalkan rantai pasok, serta penerapan teknologi dan digitalisasi bisnis. Serta berperan kehadirannya juga memberikan fokus lebih pada ekosistem pangan dan tentunya untuk meningkatkan inklusivitas petani, peternak, dan nelayan.

Baca juga artikel terkait HOLDING BUMN PANGAN atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Maya Saputri