tirto.id -
Silmy menjelaskan, pertemuannya dengan menteri BUMN membahas soal strategi Krakatau Steel yang belakagan mengalami masalah keuangan.
"Krakatau steel jadi salah satu prioirtas Pak Menteri sehingga di sini kita setiap minggu lebih dari sekali melakukan review, follow up atas progres-proses dalam rangka proses penyehatan Krakatau Steel," jelas Silmy usai bertemu Erick Thohir di Gedung BUMN, Jalam Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Silmy mengatakan, Krakatau Steel saat ini tengah mengalami penyehatan keuangan dan perbaikan manjerial usai terlilit utang besar dan produknya kalah saing dengan baja impor.
Dalam Laporan Tahunan 2018, beban keuangan Krakatau Steel sepanjang 2018 mencapai 112 juta dolar atau setara dengan Rp1,57 triliun (kurs Rp14.038 per dolar AS). Beban tersebut membengkak lebih dari 2 kali lipat pada 2011 yang hanya 41 juta dolar AS.
Melonjaknya beban keuangan Krakatau Steel juga tidak terlepas dari jumlah utang perseroan. Hingga 2018, total utang perusahaan mencapai 2,49 miliar dolar AS yang terdiri dari utang jangka pendek 1,60 miliar dolar AS dan jangka panjang 899 juta dolar AS.
Perusahaan yang merugi selama tujuh tahun secara berturut-turut, ditambah jumlah utang yang menggunung, tentu berpotensi jadi masalah besar. Apalagi, kas dan setara kas perseroan juga tinggal 173 juta dolar AS. Bisa dibilang, kondisi perusahaan ini sudah lampu kuning.
"Krakatau Steel di tangani secara intensif dengan harapan dalam 100 hari pak erik bergabung di Kementerian BUMN banyak progres yang bisa dilakulan untuk penyehatan krakatau steel," lanjutnya.
Komunikasi yang dilakukan secara intensif tersebut, kata Silmy, juga sudah membaik terbukti dengan adanya enam bank yang setuju melakukan dendum atas perjanjian restrukturisasi.
Enam bank itu antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank ICBC Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
"Itu kan ada 6 bank yang melakukan proses dalam hal restrukturisasi. Nah ini kita sudah melihat bahwa, udah semakin dekat terhadap 6 bank itu," papar dia.
Tak hanya restrukturisasi utang, KRAS juga melakukan jual saham, atau menjual aset untuk pernaikan perusahaan.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana