tirto.id - Kementerian BUMN ;mendorong sejumlah perusahaan pelat merah untu menerbitkan ;obligasi korporasi untuk menambah devisa yang belakangan tengah tergerus.
Terakhir, berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), cadangan devisa Indonesia per akhir Februari 2020 turun 1,3 miliar dolar AS dari 131,7 miliar dolar AS (Januari) menjadi 130,4 miliar dolar AS. ;
Rencana penerbitkan obligasi tersebut kini tengah dimatangkan ;terutama terhadap sejumlah BUMN yang memiliki rating bagus.
"Kita [perusahaan BUMN] akan mengeluarkan obligasi supaya membantu devisa atau loan di mana obligasi ini dari perusahaan BUMN. Tidak semua perusahaan BUMN tapi yang rating-nya bagus seperti Bank Mandiri dan Bank BRI," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers online di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Meski sudah mengemukakan rencana tersebut, Erick belum secara rinci menjelaskan kapan ;dan berapa besar surat utang itu bakal diterbitkan.
"Tadi baru diusulkan [obligasi]… Benar timing-nya harus pas. Soal jumlahnya berapa ini akan kita bicarakan. Tapi ini khusus untuk perusahaan yang punya rating baik," jelas dia.
Di samping penerbitan obligasi, kementerian BUMN juga memprioritaskan enam BUMN untuk mengeksekusi buyback saham tanpa RUPS untuk menahan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Beberapa perusahaan di antaranya adalah ;BRI, Mandiri, PT Telkom, PT Jasa Marga, PT Bukit Asam.
"Kita juga sudah dalam program buyback saham di bursa tapi memang saya limit kepada 6 perusahaan dulu BRI, Mandiri, Telkom, Jasa Marga, PTBA. Ini juga momentum ya karena harga sama turun kita mesti pas, seperti kalau menerbitkan obligasi harus pas," tandasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana