Menuju konten utama

Erick Thohir: Corona Bisa Ancam Investasi dari UEA ke Indonesia

Erick Thohir sebut virus corona bisa ancam keberlangsungan investasi UEA.

Erick Thohir: Corona Bisa Ancam Investasi dari UEA ke Indonesia
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir khawatir virus corona mengancam investasi di Indonesia.

Sebab, jika virus tersebut sampai ke Indonesia, investor seperti Uni Emrat Arab (UEA) bisa memilih untuk menahan investasi yang sudah disepakati.

"Bisa saja investasi di-hold. Salah satu agreement RI yaitu dengan EGA [Enterprice Global Alumunium] yang peralatannya bekerjasama dengan Cina. Akibatnya banyak proyek besar akan terhambat, proyek investasi" jelas dia di dalam acara Indonesia Healthcare Corporation Medical Forum di Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2020).

Kekhawatiran tersebut muncul lantaran kondisi Cina usai wabah corona cukup memprihatinkan. Aktivitas bisnis di kota Wuha, misalnya, makin sepi dan produktifitas indusstri di kota tersebut turun.

Lantaran itu lah, kata Erick Thohir, Presiden Jokowi beserta jajaran menteri akan menggelar rapat untuk merumuskan langkah-langkah pencegahan. Isu yang dibahas dalam ratas kata Erick akan mengenai soal dampak ekonomi serta persiapan jika corona masuk Indonesia.

"Untuk Indonesia sendiri, besok presiden minta ratas salah satu yang dibahas bukan ini [corona] saja, tetapi bagaimana kita mengantisipasi tadi, resesi global ekonomi bila virus corona tidak bisa berhenti atau memakan waktu berbulan bulan," jelasnya.

Menurut Erick, investasi yang sudah tinggal realisasi dengan UEA tersebut harus dirawat. Jangan sampai investasi sebesar 18 miliar dolar Amerika Serikat (AS) terhambat karena adanya wabah Corona.

"Jelas hubungan dagang, investasi yg kemarin misalnya Indonesia dengan Abu Dhabi tanda tangan 18 miliar dolar AS bisa saja berhenti. Kenapa, karena orang Abu Dhabi enggak tau di Indonesia aman atau tidak. Bisa saja investasi ini dihold," terangnya.

Sebagai informasi, pada awal Januari lalu Jokowi terbang ke UEA untuk menyambut ketertarikan UEA berinvestasi di Indonesia. Jumlah investasi dari UEA yang akan diterima Indonesia sekitar 18- 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp280 triliun [kurs Rp14.000 dolar AS].

Perjanjian investasi tersebut dapat terwujud karena faktor kedekatan antara Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Kerajaan UEA, Pangeran Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan di Abu Dhabi.

Ada pun perjanjian yang akan diteken mencakup beberapa sektor. Antara lain investasi untuk bidang energi, agrikultur, pendidikan, keuangan, infrastruktur, manufaktur, dan Sovereign Wealth Fund (SWF).

Sebagai informasi, kerja sama di bidang petrokimia dan petroleum yang telah disepakati adalah kesepakatan antara Pertamina dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) untuk pengembangan kilang di Balongan.
Kemudian, ada pula kerja sama antara Masdar dan PLN untuk kesepakatan pembangunan panel tenaga surya terapung 145 GW (PLTS Cirata). Sementara kerja sama Pertamina dan Mubadala untuk pengembangan kilang di Balikpapan.

Ada pula kerja sama antara EGA dan Inalum untuk pengembangan smelter dan hydropower berbasis 500.000 ton per tahun aluminium smelter di Kalimantan Utara. Terakhir yaitu kerja sama Chandra Asri dan ADNOC dengan kontrak jangka panjang.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana