Menuju konten utama

Erick Thohir Banjir Dukungan Meski Piala Dunia U-20 Batal di RI

Erick Thohir mendapatkan dukungan moril pasca FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U20 di Indonesia.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) bersama Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kiri) serta Ratu Tisha Destria (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai sarasehan bersama Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI se-Indonesia di Jakarta, Minggu (19/3/2023). Sarasehan tersebut membahas rencana bergulirnya kembali kompetisi Liga 2 dan Liga 3 setelah Liga 1 2022-2023 usai, kerja sama pengembangan sepak bola nasional bersama federasi negara lain yang lebih maju sepak bolanya, serta langkah-langkah lain dalam mencapai target peringkat 50 besar FIFA pada 2045. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.

tirto.id - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir mendapatkan dukungan moril pasca FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U20 di Indonesia. Banyak warganet yang bersimpati kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara itu.

Tak hanya di media sosial, dukungan pun ditujukan kepada Erick Thohir saat menyampaikan laporan usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam saluran Youtube Sekretariat Presiden. Hujan pujian, doa, dan simpati juga bermunculan dari para penonton.Salah satunya dari Andi Mountureng yang mengucapkan terima kasih.

"Mau banyak-banyak terima kasih sudah berjuang sejauh ini pak. perjuangan dan ikhtiar pak erick gak main-main. Kita patut apresiasi kehebatan beliau. Hal serupa juga disampaikan Adinda Putra yang menyemangati: "Terus berjuang pak Erick. Semangat terus. Jangann hiraukan pada orang yang gak jelas," tulisnya.

Untuk diketahui sebelumnya, Erick Thohir menyebutkan terdapat kemungkinan sanksi berat maupun ringan yang diberikan oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kepada Indonesia atas pembatalan tuan rumah Piala Dunia U-20.

Hal tersebut dikatakan oleh Erick usai bertemu dengan pihak FIFA di Doha, Qatar dan memberikan surat dari FIFA kepada Jokowi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengaku belum mengetahui sanksi apa yang dijatuhkan FIFA untuk Indonesia sejauh ini. Namun, ia hanya bisa menerka potensi sanksi yang akan diterima, termasuk skenario sanksi paling berat seperti pada tahun 2015 lalu.

Pada tahun 2015, Indonesia pernah mendapat sanksi berat dari FIFA. Status Indonesia sebagai anggota FIFA dibekukan untuk beberapa waktu. Akibatnya, klub dan Tim Nasional Indonesia tak bisa bermain pada laga internasional yang menjadi bagian dari FIFA.

"Sanksi terberat tentu ini yang kita tidak harapkan kalau kita tidak bisa berikut kompetisi secara maksimal di seluruh dunia. Sebagai tim nasional atau pun sebagai klub juga ini akan menjadi sebuah kemunduran buat sepak bola Indonesia," kata Erick saat konferensi pers di Istana Negara, Jumat (31/3/2023).

Sanksi berat dari FIFA tersebut, kata Erick, bisa membuat Indonesia menyendiri di kemeriahan sepak bola internasional. Misalnya melakukan pertandingan, pembinaan wasit, usia muda secara sendiri tanpa pendampingan FIFA.

"Itu tidak kita harapkan. Apalagi mata pencarian di sepak bola tidak bisa hanya di lihat ini dan itu, turunannya banyak sekali," tuturnya.

Ketika sepak bola Indonesia dibekukan pada tahun 2015, kata Erick, dirinya yang saat itu bukan sebagai menteri dan pengurus PSSI diminta oleh Presiden Jokowi agar melobi FIFA untuk mencabut sanksi tersebut.

"Dan dicabut di tahun 2016 kalau tidak salah," ucapnya.

Sedangkan untuk sanksi ringan, Erick mengatakan kemungkinan Indonesia hanya diberikan sanksi administratif atau pergantian sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023. Agar sejumlah sanksi tersebut tidak terjadi, Erick menyatakan akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi dengan FIFA. Sebab, FIFA sendiri berharap hal ini tidak terjadi.

Baca juga artikel terkait BATAL PIALA DUNIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin