Menuju konten utama

Elektabilitas Tinggi, Ahok Masih Sangat Mungkin Dikalahkan

Elektabilitas Tinggi, Ahok Masih Sangat Mungkin Dikalahkan

tirto.id -

Elektabilitas bakal calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih di atas  angin, karena persentasenya masih jauh di atas pesaing terberatnya Yusril Ihza Mahendra. Namun, gubernur petahana tersebut masih dapat dikalahkan.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya.“Sangat mungkin, masih terbuka peluang Ahok untuk dikalahkan, saya setuju,” kaya Yunarto, di Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Namun, Yunarto menggaris bawahi konteks Ahok tidak bisa disamakan dengan calon gubernur petahana DKI Jakarta pada Pilkada 2012, Fauzi Bowo yang kalah oleh pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama kala itu.

Menurut dia, kasus kalahnya calon petahana di Pilkada DKI dengan contoh Fauzi Bowo atau Foke tidak tepat untuk disamakan dengan kasus Ahok saat ini.Yunarto berpendapat apa yang telah dilakukan oleh Foke dengan Ahok dalam pembangunan Jakarta jauh berbeda.

Ia mengungkapkan hasil survei yang menunjukkan bahwa masyarakat DKI Jakarta menilai Jokowi dan Ahok telah membawa perubahan bagi Jakarta. Sebanyak 75 persen responden menjawab Jakarta sudah berubah sejak ditangani oleh Jokowi dan dilanjutkan oleh Ahok. Sementara yang menyatakan belum berubah sebesar 7,5 persen.

Lebih lanjut, ia mengatakan kasus Foke sebagai pertahana yang kalah dalam pilkada turut dipengaruhi oleh popularitas lawannya, dalam hal ini Joko Widodo.

Menurut dia, Jokowi membawa "cerita" sukses yang telah dilakukannya sebagai Wali Kota Solo ketika maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Sedangkan penantang potensial Ahok yang seperti Jokowi melawan Foke adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah menyatakan tidak maju dalam Pilkada Jakarta nanti.

Ia mengatakan salah satu faktor pemilih menentukan pilihannya berdasarkan dari apa yang telah dilakukan oleh calon tersebut. Survei dari Charta Politika menunjukkan Ahok masih memiliki elektabilitas tertinggi di antara nama-nama lain yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta.

Dalam simulasi tanpa memberikan opsi nama-nama kandidat kepada responden, nama Yusril muncul dengan 7,8 persen melawan 44,5 persen warga yang memilih Ahok. Sedangkan dalam simulasi survei menggunakan opsi 14 nama kandidat, Yusril masih berada di posisi ke dua dengan persentase meningkat jadi 11 persen dan Ahok 51,8 persen.

Selanjutnya jika survei dilakukan dengan memberikan ke dua nama kandidat gubernur tersebut, maka Yusril memiliki persentase paling tinggi dengan nama kandidat lain, yakni sebesar 20,5 persen berbanding 59,5 persen milik Ahok.

Pengumpulan data survei tersebut dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang berada di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta. (ANT)

Baca juga artikel terkait AHOK atau tulisan lainnya

tirto.id - Politik
Reporter: Abdul Aziz