Menuju konten utama

Elektabilitas Kalah dari Jokowi, Prabowo: Polling Bisa Bayar

Prabowo Subianto tak peduli pada hasil survei. Karena menurutnya survei bisa dibayar. 

Elektabilitas Kalah dari Jokowi, Prabowo: Polling Bisa Bayar
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1). Antara foto/Widodo S. Jusuf.

tirto.id -

Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto angkat bicara soal hasil riset sejumlah lembaga survei yang menunjukkan elektablitasnya rendah dibandingkan Joko Widodo (Jokowi). Menurut Prabowo, hasil survei bisa didapat dengan membayar.

"Kalau rakyat meminta, kalau partai menugaskan, kalau ada dukungan yang benar, bukan rekayasa [Prabowo maju sebagai capres], kalau polling 'kan bisa pesan ya kan, asal bayar 'kan?" kata Prabowo saat memberi sambutan pada Ulang Tahun Gerindra, Sabtu (10/2).

Hasil survei Saiful Mujani Research Institute, dirilis awal Januari 2018, menunjukkan elektabilitas Prabowo sebesar 10,5 persen, sedangkan Jokowi ada di angka 38,9 persen.

Survei Indo Barometer menunjukkan, elektabilitas Jokowi unggul 34,9 persen sedangkan Prabowo hanya 12,1 persen. Riset lain dari Polmark Research Center, dirilis 18 Desember 2017, elektabilitas Joko Widodo unggul 50,2 persen dan Prabowo Subianto 22 Persen.

Purnawirawan TNI tak ambil pusing dengan hasil survei itu selagi kader Gerindra dan rakyat kembali mengusungnya maju sebagai capres. "Ya kita juga tidak boleh mengingkari harapan rakyat. Bagi saya bukan jabatan yang penting, tapi yang penting pengabdian," jelas mantan Danjen Kopassus ini.

Namun Prabowo belum menegaskan dirinya bakal maju sebagai capres pada Pilpres 2019 mendatang. Keputusannya untuk maju sebagai capres tergantung perkembangan situasi. "Ini partai kita semua, bukan partai Prabowo. Saya katakan, 'saya hanya pembawa bendera. Kalau saya masih kuat, saya akan bawa bendera. Kalau saya tidak kuat, saya akan lapor cari pengganti saya'," tegasnya.

Partai Gerindra hanya memiliki 73 kursi di parlemen, sedangkan ambang batas pencalonan presiden 2019 adalah 20 persen dari jumlah kursi di parlemen. Dengan rumus itu, Gerindra harus memikirkan koalisi untuk mengisi kekurangan 39 suara lagi.

"Komunikasi dengan partai lain saya upayakan dan lebih intensif. Namanya politik harus komunikasi," ujar Prabowo lagi.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan bahwa seluruh lapisan kader Partai Gerindra sudah siap mengusung Prabowo. Dalam beberapa bulan ke depan, nama Prabowo akan dinyatakan secara resmi sebagai calon presiden yang ditawarkan oleh Partai Gerindra.

Upaya itu sudah kita lakukan dengan berbagai macam forum dan beliau (Prabowo) menangkap getaran itu, beliau menangkap suasana itu, beliau menangkap message itu, bahwa tidak ada satupun kader Gerindra, anggota DPRD kabupaten kota, anggota DPR provinsi, termasuk anggota DPR RI semua berkehendak sama : beliau maju kembali jadi calon presiden," kata Muzani.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH