tirto.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalami tren penurunan elektabilitas dalam dua bulan terakhir versi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI). Sementara nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto cenderung stabil elektabilitasnya.
"Kalau kita lihat tren, yang menarik adalah tren penurunan yang cukup signifikan dari Ganjar Pranowo. Sementara Prabowo dan Anies cenderung stabil," jelas Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei secara daring, Minggu (9/4/2023).
Hal itu berdasarkan hasil survei LSI Indonesia pada 1.220 responden selama 31 Maret-4 April 2023 dalam basis simulasi 19 nama.
Meski demikian, dalam simulasi 19 nama, Ganjar Pranowo masih lebih unggul dengan angka 19,8 persen, diikuti oleh Prabowo Subianto 19,3 persen, dan Anies Baswedan 18,4 persen.
Namun ketika dicoba pada simulasi tiga nama, nama Prabowo unggul sekitar 3,4 persen dari Ganjar dengan angka 30,3 persen. Sementara itu, Ganjar di peringkat ketiga dengan 26,9 persen dan Anies tetap di posisi ketiga dengan angka 25,3 persen.
"Kali ini untuk pertama kalinya sejak setahun terakhir Prabowo Subianto kembali jadi nomor 1 meskipun belum terlalu signifikan unggulnya" Kata Djayadi.
"Ada tren penurunan elektabilitas yang signifikan terjadi terhadap Ganjar Pranowo. Dalam 2 bulan terakhir, kata Djayadi, Ganjar mengalami tren penurunan pemilih sekitar 8 persen," katanya.
Sebelumnya, keputusan FIFA membatalkan gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia turut mempengaruhi elektabilitas Ganjar Pranowo. Hal ini karena, Ganjar dituding sebagai salah satu pemimpin daerah yang menyebabkan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ganjar sebelumnya menyatakan, penolakan kehadiran Timnas Israel dalam FIFA World Cup U-20 di Indonesia berdasarkan atas komitmen Presiden RI ke-1 Sukarno soal Palestina. Sebagai kader PDI Perjuangan, Ganjar berdalih dirinya memegang teguh amanat Bung Karno untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina.
Ia mengaku terus mengamati aksi-aksi kekerasan yang cenderung meningkat di Palestina, serta mencermati kemunculan kelompok politik dalam pemerintahan Israel yang menolak mengakui keberadaan bangsa dan negara Palestina untuk merdeka.
Oleh karena itu, Ganjar mendukung sikap PDIP yang menolak kehadiran tim nasional Israel dalam laga Piala Dunia U-20 di Indonesia. Mantan anggota DPR itu meminta panitia bersama pihak terkait untuk mengupayakan langkah terobosan agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berjalan tanpa kehadiran Timnas Israel.
Manajer Riset dan Program dari The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Arfianto Purbolaksono menilai Ganjar berpotensi kehilangan suara dari para pemilih muda akibat sikapnya tentang World Cup U-20.
“Patut diperhatikan bahwa gelaran Piala Dunia U-20 merupakan hajatan Indonesia. Ada harapan banyak pihak, terutama dari kalangan pemilih muda yang gandrung akan olahraga sepakbola dan memiliki mimpi Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia U-20,” kata Arfianto.
Analis politik dari Aljabar Strategic, Arifki Chaniago juga berpendapat, elektabilitas Ganjar akan terpengaruh. Sebab, kata dia, pernyataan Ganjar akan sangat mempengaruhi posisinya jika berpartisipasi dalam Pemilu 2024.
“Ganjar ini kan salah satu calon capres potensial di 2024. Pernyataanya yang ikut menolak Timnas Israel dengan berdampak dibatalkannya Indonesia tentu berpengaruh secara elektoral. Ganjar menolak itu tidak salah, tetapi dengan dibatalkannya piala dunia tentu banyak pemilih muda penyuka bola yang menganggab Ganjar ikut jadi bagian dari pembatalan ini,” kata Arifki kepada Tirto.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Bayu Septianto