Menuju konten utama

Ekspor RI Surplus Rp80,3 Triliun, Ditopang Sawit & Sarang Walet

Ekspor Indonesia pada periode Januari hingga Juni 2020 surplus 5,5 miliar dolar AS atau setara Rp80,3 triliun.

Ekspor RI Surplus Rp80,3 Triliun, Ditopang Sawit & Sarang Walet
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah) didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (kedua kiri) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N Mandey (kiri) mneyapa kasir saat menghadiri inisiasi pelaksanaan Simulasi protap pandemic COVID-19, di Ace Hardware, Jakarta, Selasa (9/6/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.

tirto.id - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengklaim ekspor RI pada periode Januari hingga Juni 2020 surplus 5,5 miliar dolar AS atau setara Rp80,3 triliun dengan kurs Rp14.600. Secara rinci ia menjelaskan, ekspor Januari-Juni 2020 mencapai 76,41 miliar dolar AS, sementara impor di periode yang sama hanya 70,91 miliar dolar AS.

"Ekspor non migas masih lebih besar dengan total 72,43 miliar dolar AS, sementara ekspor migas hanya 3,98 miliar dolar AS," kata dia di konferensi pers virtual, Rabu (22/7/2020).

Ada sejumlah komoditas unggulan yang jadi penopang kinerja ekspor sektor pertanian, di antaranya Crude Palm Oil (CPO) alias minyak sawit.

Agus memaparkan berdasarkan data tahun lalu, Indonesia memang menjadi suplier terbesar di dunia untuk komoditas minyak sawit ini dengan nilai ekspor tercatat sebesar 14,7 miliar dolar AS dan pangsa pasar sebesar 53 persen dari total ekspor dunia.

"Negara tujuan ekspor CPO ada Cina 17,9 persen, India 15,3 persen, Pakistan 7,9 persen. Permintaan CPO masih tinggi di dunia selain karena CPO lebih kompetitif dari minyak nabati lainnya," jelas dia.

Selain sawit, ekspor sarang burung walet juga cukup memberi dorongan positif bagi kinerja ekspor produk pertanian. Pasalnya sarang burung walet Indonesia memiliki pangsa pasar ekspor sebesar 47,8 persen dengan nilai 364 juta dolar AS dari total ekspor dunia senilai 762,8 juta dolar AS di 2019.

"Negara tujuan ekspor masih RRT 60,1 persen, Hongkong 23 persen, Singapura 8,5 persen," katanya.

Pada masa COVID-19, lanjut Agus, banyak negara yang membutuhkan sarang burung walet untuk menjaga kesehatan dan imunitas. Sehingga permintaan produk ini meningkat tajam.

"Saat ini Indonesia dapat melakukan perluasan ekspor ke UEA, AS dan Ausie melalui Perancis. Bisnis sarang burung walet diminati lebih dari 10 negara UEA, sementara di New York sarang burung walet diekspor ke Kanada dan Amerika Selatan," kata Agus.

Menurut Agus dua sektor itu akan terus digenjot pada tahun ini.

Sejalan dengan hal itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut neraca perdagangan di sektor pertanian pada Januari- Juni 2020 surplus Rp55,09 triliun, nilai tersebut disumbang dari ekspor sawit sebesar Rp122,14 triliun, karet Rp22,29 triliun, Kakao Rp8,70 triliun.

Kemudian ada pula ekspor kelapa Rp7,59 triliun, kopi Rp5,45 triliun, Kayu Manis Rp1,07 triliun, Lada 0,86 triliun, cengkeh 0,78 triliun dan teh 0,7 triliun.

"Tujuan ekspornya yang tertinggi yaitu India, Cina, Amerika Serikat, Pakistan, Belanda, Spanyol, Jepang dan Malaysia," jelas Syahrul dalam kesempatan yang sama.

Secara rinci, Syahrul menambahkan pada periode Januari- Juni 2020 India menjadi target negara tujuan dengan nilai ekpor tertinggi yaitu mencapai Rp26 triliun, kemudian Cina Rp19,32 triliun, AS Rp17,05 triliun dan Pakistan Rp9,9 triliun.

Baca juga artikel terkait EKSPOR INDONESIA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Reja Hidayat