Menuju konten utama

Ekspor-Impor Membaik, Neraca Perdagangan Juni 2020 Surplus $1,27 M

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Juni 2020 mengalami surplus 1,27 miliar dolar AS.

Ekspor-Impor Membaik, Neraca Perdagangan Juni 2020 Surplus $1,27 M
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Juni 2020 mengalami surplus 1,27 miliar dolar AS. Nilai ini diperoleh dari ekspor 12,03 miliar dolar AS berbanding dengan impor yang mencapai 10,76 miliar dolar AS selama Juni 2020.

Neraca perdagangan kumulatif Januari-Juni 2020 tercatat masih surplus 5,5 miliar dolar AS. Nilai ini juga relatif lebih baik dari periode yang sama di tahun 2019 defisit 1,87 miliar dolar AS.

“Ekspor tumbuh, impor tumbuh. Ekspor tumbuh di semua sektor. Mudah-mudahan sinyal positif ke depannya,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/7/2020).

BPS mencatat ekspor Juni 2020 mengalami peningkatan 15,09 persen secara month to month (mtom) dari Mei 2020. Secara year on year (yoy), angkanya naik 2,28 persen.

Peningkatan ekspor Juni 2020 disumbang oleh peningkatan ekspor migas 3,8 persen mtom dan non migas 15,73 persen. Meski secara mtom naik, ekspor migas tetap turun 18,52 persen yoy disebabkan penurunan nilai ekspor minyak mentah, hasil minyak dan gas.

Peningkatan ekspor non migas disumbang oleh hampir seluruh sektor. BPS mencatat ekspor pertanian meningkat 18,99 persen mtom. Secara yoy, kenaikannya 34,36 persen dibanding Juni 2019. Penyumbangnya, komoditas kopi, tanaman obat aromatik, dan biji kakao.

Selanjutnya, industri pengolahan tumbuh 15,96 persen mtom dan tumbuh 7,09 persen yoy. Penyumbangnya, minyak kelapa sawit, peralatan listrik, pakaian jadi, dan perlengkapan komputer. Ekspor pertambangan Juni 2020 tumbuh 13,69 persen mtom meski masih turun 17,05 persen secara yoy.

Sementara itu, peningkatan impor Juni 2020 berada di kisaran 27,56 persen mtom terhadap Mei 2020 tetapi tumbuh negatif 6,36 persen secara yoy terhadap Juni 2019. Impor didominasi oleh non migas. Sementara itu, impor migas masih tumbuh negatif 60,47 persen mtom karena penurunan impor minyak mentah, hasil minyak dan gas.

Peningkatan impor non migas ini dialami oleh semua penggunaan barang. Impor konsumsi meningkat 51,10 persen mtom. Penyumbangnya, bawang putih dari Tiongkok, daging beku dari Australia, obat-obatan dari Inggris sampai buah pear Tiongkok.

Impor bahan baku meningkat 24,01 persen mtom. Penyumbangnya, emas dari Singapura, raw sugar dari Thailand sampai bijih besi dari Australia.

Terakhir, impor barang modal naik 27,35 persen mtom. Penyumbangnya, mesin dari Jerman sampai laptop dan subnotebook dari Tiongkok.

“Impor cukup tinggi diharapkan menggerakkan sektor manufaktur,” ucap Suhariyanto.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri