Menuju konten utama

Ekspor & Impor Kendaraan Bermotor Naik Signifikan Juli 2017

BPS menilai, kenaikan itu merupakan dampak dari rangkaian bulan Ramadan dan Hari Raya Lebaran yang berlangsung pada Juni-Juli 2017.

Ekspor & Impor Kendaraan Bermotor Naik Signifikan Juli 2017
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) meninjau pabrik Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang baru diresmikan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4). ANTARA FOTO/BIRO SETPRES-LAILY

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan cukup signifikan pada ekspor dan impor kendaraan bermotor beserta bagiannya (spare part).

Menurut catatan BPS, ekspor kendaraan dan bagiannya meningkat sebesar 52,28 persen (senilai 218,1 juta dolar AS) secara month-to-month. Sementara itu, untuk impor kendaraan dan bagiannya mengalami peningkatan sebesar 80,38 persen (senilai 322,1 juta dolar AS).

“Untuk ekspor, dari sektor industri pengolahan memang mendominasi. Selain kendaraan bermotor roda empat, ada juga minyak kelapa sawit dan peralatan listrik,” ucap Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers di kantornya pada Selasa (15/8/2017) siang.

Sementara itu dari segi impor, peningkatan terbesar dari Juni 2017 ke Juli 2017 memang dialami impor non-migas pada mesin dan peralatan mekanik, yakni sebesar 618,1 juta dolar AS (47,44 persen). Kendati demikian, impor kendaraan dan bagiannya tercatat senilai 322,1 juta dolar AS (80,38 persen).

Terkait peningkatan pada sektor kendaraan dan bagiannya itu, Suhariyanto mengaku BPS tidak bisa memastikan fenomena seperti apa yang tengah terjadi. Meski begitu, Suhariyanto beranggapan kenaikan itu merupakan dampak dari rangkaian bulan Ramadan dan Hari Raya Lebaran yang berlangsung pada Juni-Juli 2017.

“Mungkin selama libur panjang, industri mulai produksi lagi atau sekaligus merupakan persiapan untuk melakukan produksi kembali,” ujar Suhariyanto.

Lebih lanjut, Suhariyanto juga tidak menampik apabila dibukanya sejumlah pabrik kendaraan bermotor asing di Indonesia, seperti yang dilakukan Mitsubishi maupun Wuling Motors, dapat memacu peningkatan ekspor terhadap kendaraan dan bagiannya.

“Bisa saja, tapi memang perlu di-breakdown lagi. Karena yang disampaikan (dalam jumpa pers) itu kan golongan barang 2 digit, jadi perlu dilihat juga golongan barang 5 digit sampai 8 digit, strukturnya bisa kelihatan yang mana yang pastinya mengalami kenaikan,” jelas Suhariyanto lagi.

Adapun untuk peningkatan pada impor kendaraan dan bagiannya, BPS juga belum bisa menjabarkan analisisnya. Pasalnya menurut BPS, untuk analisis data yang tercatat sudah merupakan peran dari kementerian terkait, dalam hal ini ialah Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.

Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2017 mencapai 13,62 miliar atau meningkat 16,83 persen dibandingkan ekspor di Juni 2017 (month-to-month). Sedangkan jika dibandingkan dengan ekspor pada Juli 2016 (year-on-year), peningkatan juga terjadi sebesar 41,12 persen.

Berdasarkan temuan BPS, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-Juli 2017 mencapai 93,59 miliar dolar AS atau meningkat 17,32 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Adapun untuk ekspor non-migas sendiri mencapai 84,83 miliar dolar AS atau meningkat 17,37 persen.

Sama halnya dengan nilai ekspor, nilai impor Indonesia pada Juli 2017 juga mengalami peningkatan sebesar 39 persen (senilai 13,89 miliar dolar AS) dibandingkan Juni 2017. Peningkatan pun terjadi apabila membandingkan nilai ekspor bulan lalu dengan Juli 2016 (year-on-year), yakni sebesar 54,02 persen.

Untuk impor nonmigas di Juli 2017 sendiri mencapai 12,11 miliar dolar AS atau naik 44,31 persen dibandingkan Juni 2017, sementara impor migas juga tercatat naik mencapai 1,78 miliar dolar AS (11,12 persen) secara month-to-month.

Baca juga artikel terkait PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari