Menuju konten utama

Ekspansi Cina Ke Eropa Membuat Negara Barat Khawatir

Cina telah menginvestasikan miliaran dolar untuk berbagai proyek insfrastruktur di wilayah Eropa.

Ekspansi Cina Ke Eropa Membuat Negara Barat Khawatir
Presiden China Xi Jinping hadir dalam sebuah pertemuan dengan mitranya dari Serbia Tomislav Nikolic di Beograd, Serbia, (18/6/16). REUTERS/Marko Djurica

tirto.id - Cina melakukan beragam upaya untuk memperluas jaringannya ke seluruh penjuru dunia, termasuk Eropa, mulai dari pembangkit listrik tenaga batu bara, jaringan telepon, jembatan, jalan, hingga jalur kereta.

Investasi Cina di negara-negara berkembang di Eropa Tengah dan Timur membuat Cina turut menanamkan pengaruh ekonomi dan politikya di benua tersebut.

Kroasia menggelar pertemuan antara Cina dan 16 negara di Eropa pada Kamis (11/4/2019). Delapan negara di antaranya fokus pada perluasan bisnis dan lini-lini lain dengan Cina.

Pertemuan di Ibu Kota Kroasia, Dubrovnik tersebut mendapat julukan inisiatif 16+1 yang mengundang negara-negara Eropa Tengah dan Timur yang mendukung proyek ambisius Cina, “Belt and Road”, yang sebenarnya memunculkan beberapa kekhawatiran negara Eropa yang tidak terlibat akan pengaruh Cina di benua tersebut.

Cina telah menginvestasikan miliaran dolar untuk berbagai proyek insfrastruktur di wilayah Eropa. Pemimpin negara Barat juga ikut khawatir jika investasi Cina itu akan membuat Eropa, dan negara-negara lain yang ingin bergabung dapat menurunkan standar lingkungan dan standar-standar lainnya.

Kekhawatiran tersebut meliputi penyimpangan beberapa aturan kompetisi Uni Eropa, pinjaman yang dianggap berisiko, kualitas konstruksi, dan permasalahan kemananan karena penerapan jaringan 5G yang bakal disediakan oleh perusahaan Cina.

Sebagai respons, Cina juga diminta bersikap adil dengan memberi lebih banyak ruang kepada perusahaan Eropa di pasar domestik Cina.

Presiden Xi Jinping telah meredakan kekhawatiran tersebut dengan menyetujui beberapa aturan hubungan internasional yang lebih adil dengan Eropa.

Ke-16 negara tersebut adalah Albania, Bosnia, Bulgaria, Kroasia, Republic Ceko, Estonia, Hungaria, Latvia, Lituania, makedonia, Montenegro, Polandia, Romania, Serbia, Slovakia, dan Slovenia.

Sebelas negara di antaranya adalah anggota Uni Eropa, dan 5 sisanya berencana akan bergabung dengan Uni Eropa.

Voa News melaporkan, negara-negara tersebut membutuhkan suntikan dana dan Cina bisa memberikan hal tersebut.

Suntikan dana yang besar memampukan negara-negara tersebut untuk mengakses perdagangan dan investasi lebih, karenanya Cina dapat diterima dengan hangat oleh mereka.

Linda Tjia, ahli strategi pengembangan Cina dari City University, Hongkong mengatakan, tidak ada bukti kuat bahwa Cina bertujuan melakukan neo-kolonialisme untuk mengekasploitasi Eropa Timur, Afrika, dan negara berkembang lainnya, seperti yang dituduhkan Barat.

Sebaliknya, Tjia menyarankan agar pemimpin Eropa menunjukkan kepada rakyat mereka bahwa mereka tengah berjuang melindungi kepentingan nasional.

Sejauh ini, proyek insfrastruktur yang dipelopori Cina termasuk jalur kereta super cepat dari Budapest, Hungaria ke Belgrade, Serbia.

Jalur itu akan menghubungkan pelabuhan Piraeus di Yunani, pelabuhan yang dipakai Cina sebagai pintu masuk produk-produk Cina ke Eropa Tengah dan Timur.

Pemerintah Cina menyediakan pembiayaan, dan perusahaan-perusahaan Cina akan menyediakan bangunan dan fasilitas lingkungan.

Viktor Orban, Perdana Menteri Hungaria menyebut hubungan negaranya dengan Cina berdasarkan penghormatan mutual.

Beberapa negara Eropa mengkhawatirkan proyek pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara akan menimbulkan polusi udara.

Di sisi lain, Amerika Serikat tetap memperingatkan negara-negara Eropa tersebut dan melakukan pelarangan di negaranya sendiri agar jaringan 5G dari perusahaan Cina masuk ke negaranya karena dianggap membahayakan data-data intelijen AS.

Baca juga artikel terkait CINA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo