tirto.id - Penasehat Persaudaraan Alumni (PA) 212 Eggi Sudjana mengatakan, ada korelasi antara politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli dan Kapitra Ampera perihal ‘operasi intelijen’ terhadap Rizieq Shihab di Arab Saudi terkait pengibaran bendera yang diduga milik ISIS.
“Guntur Romli menantang untuk mengibarkan bendera bendera (bertuliskan) La Ilaha Illallah di Arab Saudi, kurang lebih satu pekan sebelum kejadian (ditangani polisi setempat),” kata dia di Jakarta, Minggu (11/11/2018).
Eggi melanjutkan, Kapitra tetap ingin menjadi pengacara Rizieq, meski ia sudah tidak lagi menjabat sebagai kuasa hukumnya. “Menurut teori intelijen, kontra itu sudah jadi bagian operasi intelijen yang sudah disepakati,” ujar dia.
Benang merahnya, tambah Eggi, harus disambung. Menurut dia, dua hal itu seolah operasi intelijen. Bahkan ada indikasi sewa rumah di sekitar kediaman Rizieq, juga foto yang diambil dari jarak satu kilometer.
“Ini adalah indikasi operasi inteligen itu. Ditambah lagi pernyataan duta besar yang seolah gigih membela Habib, padahal Tidak ada jaminan. Ini siapa yang berbohong?” tutur Eggi.
Eggi berpendapat, operasi intelijen itu bertujuan untuk mencelakai pentolan Front Pembela Islam (FPI) tersebut, ingin meruntuhkan wibawa Rizieq dan berharap agar Rizieq dideportasi.
Muhammad Rizieq Shihab ditangkap polisi Mekah, Senin (5/11/2018). Kabar penangkapan ini awalnya diketahui Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel malam hari sekitar pukul 11 malam, waktu setempat, lewat pesan singkat.
Esoknya, Abegebriel mengutus Diplomat Pasukan Khusus (Dipassus) buat menelusuri informasi tersebut. Hasilnya diketahui, kediaman Rizieq didatangi polisi sekitar pukul 8 pagi, waktu setempat.
Polisi pun langsung memeriksa Rizieq di kediamannya itu. "Karena diketahui ada pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremis pada dinding bagian belakang rumah [Rizieq]," kata Abegebriel melalui keterangan tertulisnya, Rabu (7/11/2018).
Sekitar pukul 4 sore waktu Arab Saudi, polisi Mekah dan Mahabis 'Ammah atau intelijen umum Saudi membawa Rizieq ke kantor polisi wilayah Mekah. Saat itu juga status Rizieq dinyatakan sebagai tahanan.
Tidak lama berselang, beredar viral kronologi penangkapan Rizieq Shihab. Dalam kronologi tersebut, pentolan FPI itu disebut sebagai korban aksi intelijen. Dia dicitrakan sebagai pemimpin gerakan ekstremis di Arab Saudi.
Kronologi yang beredar tersebut juga diterima reporter Tirto dari Sekretaris Umum DPP FPI Munarman. Dalam informasi yang beredar itu tertulis penangkapan Rizieq diawali dengan tindakan orang tak dikenal yang memasang bendera mirip ISIS di rumah pendukung Prabowo-Sandiaga pada pilpres mendatang.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yandri Daniel Damaledo