tirto.id - Baru-baru ini, tersiar kabar tentang efek buruk implan jaring vagina yang dialami beberapa perempuan dari negara berbeda. Dilansir CTVNews, Chrissy Brajcic (40) dari Ontario, Kanada, sempat mengalami kesulitan mengontrol keinginan buang air kecil pascamelahirkan.
Dokter pun merekomendasikannya memasang jaring vagina. Bukannya merasa baikan, Brajcic justru mengalami nyeri hebat pada bagian abdomennya. Perempuan itu bahkan terpaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai dekorator interior dan kesulitan berjalan.
Brajcic akhirnya memutuskan melepas jaring pada vaginanya. Namun alih-alih terlepas dari segala rasa sakit, ia malah mengalami mual, muntah, dan nyeri tak habis-habis selama lebih dari setahun setelah jaring vaginanya dilepas.
Di Australia, kasus serupa menimpa seorang nenek, Jan Maessen. Pada 2004, ia memasang jaring vagina karena mengalami masalah seperti Brajcic. Dokter tak memberi tahunya efek samping yang mungkin terjadi setelah pemasangan jaring dilakukan. Tanpa diduga, ia mengalami nyeri kronis dan mati rasa pada pangkal paha, punggung, dan kakinya.
Maessen juga menyatakan dia mengalami infeksi saluran kemih secara konstan. Ia kini tak lagi bisa beraktivitas normal, bahkan berjalan jauh dan menggendong cucunya pun tak sanggup lagi Maessen lakukan. Tak pelak, kondisi ini pun memengaruhi mentalnya.
“Saya jadi mudah menangis. Saya merasa depresi, frustrasi, dan marah,” ungkapnya kepada ABC.
Sementara di Inggris, 800 perempuan diwartakan BBCmenuntut National Health Service (NHS) dan pembuat implan jaring vagina setelah beberapa perempuan mengaku mengalami efek samping fatal dari pemasangan jaring tersebut. Kate Langley, seorang pengasuh anak, mau tidak mau melepaskan pekerjaannya setelah merasa sakit luar biasa akibat pemasangan jaring vagina. Dokter bedah yang menangani kasusnya mengatakan bisa melihat jaring yang dipasang menembus vagina Langley hingga menonjol keluar.
Langley bahkan telah mendatangi 53 rumah sakit untuk mengatasi rasa sakitnya. Akan tetapi, seperti banyak perempuan lain yang mengalami hal serupa, jaring yang dipasang di badannya itu berada begitu dekat dengan saraf sehingga tak bisa seluruhnya diangkat. Perempuan-perempuan lain yang juga merasakan efek samping implan jaring vagina melaporkan timbulnya masalah ketika berhubungan seks. Pasangan mereka mengaku terluka oleh jaring tersebut saat bersenggama.
Apa itu Implan Jaring Vagina?
Area pelvis seseorang terdiri dari beberapa organ: kandung kemih, serviks, usus, rektum, saluran kencing, rahim, dan vagina. Terkadang, otot dan jaringan lainnya meregang, melemah, atau sobek. Akibatnya, beberapa bagian tubuh akan turun ke tempat yang tidak semestinya. Sebagian jaringan bisa tertahan di vagina. Kondisi ini disebut prolapsedan bisa memengaruhi organ-organ lainnya pada area pelvis.
Prolapse mungkin terjadi pada perempuan-perempuan yang melahirkan banyak anak secara normal. Selain itu, pengalaman operasi atau radiasi di sekitar pelvis, konstipasi dan batuk kronis, obesitas, sering mengangkat beban berat, penuaan, pernah melakukan histerektomi, melahirkan pada usia dini, serta kebiasaan merokok juga membuka peluang lebih besar terjadinya prolapse.
Salah satu upaya mengatasi prolapse adalah implan jaring pada organ-organ area pelvis. Potongan jaring dari plastik serupa hammock dipasang di sana secara permanen dengan ukuran yang berbeda-beda, tergantung di mana ia diletakkan.
Untuk mengatasi masalah buang air tak terkontrol, jaring selebar selotip bisa ditanam di saluran kencing. Jaring berukuran lebih besar bisa ditanam pada alat kelamin perempuan untuk mengatasi vaginal prolapse.
Pada 2011, Food and Drugs Administration, Amerika Serikat, menerima banyak laporan akibat komplikasi yang muncul setelah pemasangan jaring vagina. Nyeri, pendarahan, kesulitan berhubungan seks, dan jaring yang menonjol dari dinding vagina adalah sejumlah kasus yang ditemukan pada saat itu, demikian jabar Dr. Anthony Visco, MD pada situs Duke Health.
Sekalipun berisiko tinggi, pemasangan jaring dalam tubuh sebenarnya telah dipraktikkan sejak dekade 60-an. Implan jaring vagina sebenarnya bisa efektif dan aman apabila dilakukan oleh dokter bedah berpengalaman dan mengerti prosedur yang tepat ketika mengoperasi pasien.
Tidak hanya itu, dokter bedah tersebut juga mesti menguasai antisipasi efek samping implan jaring vagina.Sebelum memasang jaring, dokter harus berdiskusi dengan pasien seputar rekam jejak medisnya dan faktor-faktor lain untuk menentukan apakah si pasien dapat menjalani prosedur operasi.
Penyembuhan prolapse tidak hanya bisa dilakukan dengan operasi implan jaring vagina. Sebelum keadaan menjadi semakin parah, orang-orang yang mengalami prolapse bisa melakukan proses penyembuhan lain yang risikonya lebih kecil. Mengganti gaya hidup, berolahraga teratur, atau menggunakan alat pencegah kehamilan yang ditanam di vagina adalah langkah-langkah lain yang bisa dilakukan.
Salah satu olahraga yang bisa dilakukan adalah senam kegel setiap hari untuk memperkuat dan mengencangkan otot-otot pelvis. Mengonsumsi makanan berserat tinggi juga ampuh mencegah konstipasi kronis yang memicu prolapse.
Penulis: Patresia Kirnandita
Editor: Maulida Sri Handayani