tirto.id - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri bersama Polda Metro Jaya mengungkap Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) sindikat penjualan Ginjal Indonesia-Kamboja.
Kasus ini terungkap ketika pihak kepolisian menangkap 12 orang tersangka yang terdiri dari koordinator hingga perekrut jual beli ginjal pada Senin, 19 Juni 2023.
Mengutip keterangan resmi Polri, pengembangan kasus TPPO ini telah berhasil menyelamatkan 2.169 orang. Dalam menjalankan modus operandi, pelaku TPPO melakukan berbagai cara, mulai dari mengajak korbannya berangkat sebagai pekerja seks komersial (PSK) hingga memanfaatkan mereka sebagai pekerja rumah tangga.
Ketika para korban tergiur, mereka akan diberangkatkan ke Kamboja. Menurut pengakuan pelaku, setelah sampai di Kamboja, korban menjalani pengambilan ginjal di salah satu rumah sakit militer milik pemerintah Kamboja.
Ketika kasus ini terungkap, para korban lalu diberikan perawatan kesehatan, mereka menjalani tes kesehatan fisik dan pskilogis yang ditangani langsung oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya.
Salah satu korban yang telah melakukan operasi ginjal di Kamboja pada 25 Juni 2023 bercerita bahwa pasca operasi dia belum memiliki keluhan yang sangat mengganggu.
Namun, dia tidak menampik bahwa sejak hanya memiliki satu ginjal dia mudah merasa lelah, dan ketika buang air kecil, urinnya sedikit berbusa.
Kasus ini menimbulkan sejumlah pertanyaan dari pandangan medis, apa sebenarnya efek yang dirasakan manusia ketika mereka punya satu ginjal saja? Apakah mereka bisa tetap hidup dengan sehat?
Apa Saja Efek Memiliki Satu Ginjal?
Banyak hal yang mungkin terjadi menyebabkan seseorang hanya memiliki satu ginjal saja. Misalnya pada kondisi yang jarang terjadi, seseorang mungkin terlahir hanya dengan satu ginjal.
National Kidney Foundation menulis, kondisi ini disebut agenesis ginjal. Kondisi lain, yang disebut displasia ginjal, menyebabkan seseorang terlahir dengan dua ginjal, tetapi hanya satu yang berfungsi.
Kebanyakan orang yang terlahir tanpa ginjal (atau hanya memiliki satu ginjal yang berfungsi) menjalani kehidupan yang normal dan sehat.
Dalam kondisi lain, seseorang mungkin memiliki satu ginjal karena memang harus diangkat selama operasi untuk mengobati cedera atau penyakit seperti kanker.
Di lain kasus orang yang memiliki satu ginjal mungkin telah menyumbangkan satu ginjal kepada orang yang membutuhkan transplantasi ginjal.
Meskipun kebanyakan orang memiliki dua ginjal, nyatanya manusia hanya memerlukan satu ginjal yang berfungsi dengan baik untuk menjalani hidup dengan normal.
Namun demikian, Healthline melaporkan bahwa sebagian besar orang dengan satu ginjal memiliki risiko terkena tekanan darah tinggi ringan, retensi cairan, dan proteinuria yang lebih tinggi ketimbang orang yang memiliki dua ginjal.
Hal ini karena ginjal kedua dapat mengimbangi dan menggantikan ginjal yang telah kehilangan sebagian fungsinya.
Karena tidak memiliki cadangan, hilangnya fungsi satu ginjal dapat menyebabkan proteinuria, retensi cairan, atau tekanan darah tinggi terjadi lebih awal daripada seseorang yang memiliki dua ginjal.
Apakah Manusia dengan Satu Ginjal Bisa Tetap Sehat?
Penting untuk diketahui, meskipun risiko hidup dengan satu ginjal secara umum sangat rendah, setiap individu berbeda dan ada kemungkinan komplikasi lain yang tidak umum terjadi.
Sebagai contoh, meskipun jarang terjadi, kelelahan yang berkelanjutan dan rasa sakit yang terus-menerus telah dilaporkan oleh sejumlah kecil dari ribuan donor yang masih hidup.
Namun, sebagian besar pendonor menjalani kehidupan yang normal dan sehat setelah mendonor dan dapat melakukan semua aktivitas yang mereka lakukan sebelumnya.
Organ Donation NHS menjelaskan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk peningkatan kecil tekanan darah atau jumlah protein dalam urin sebagai akibat dari memiliki satu ginjal. Namun, hal ini akan diperiksa pada pemeriksaan lanjutan tahunan dan, jika ditemukan, dapat diobati.
Risiko keseluruhan terkena penyakit ginjal yang signifikan pada ginjal yang tersisa setelah melakukan donor ginjal sangat rendah, terjadi pada kurang dari satu dari 200 (0,5%) pendonor.
Meskipun pada sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan tanpa komplikasi setelah menjalani donor ginjal, terdapat sedikit peningkatan risiko hipertensi gestasional atau pre-eklampsia.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari