tirto.id - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos) Fatma Saifullah Yusuf mengunjungi Sentra Mulya Jaya di Pasar Rebo, Jakarta, Kamis (20/2).
Melalui kunjungan ini, Fatma mengajak jajaran pengurus DWP untuk mengenal bahasa isyarat bersama penyandang disabilitas sensorik rungu wicara di Sentra Mulya Jaya.
“Saya senang sekali dan mengapresiasi acara pengenalan dasar bahasa isyarat yang akan kita ikuti bersama karena dapat memberikan kesempatan yang sangat baik bagi kita semua dalam mempelajari dan memahami bahasa isyarat,” ujarnya.
Fatma mengatakan, pengenalan bahasa isyarat menjembatani komunikasi dengan teman tuli. Sebabnya, Fatma menekankan pentingnya memahami bahasa ini.
Menurut dia, kemampuan berbahasa isyarat dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian kepada teman-teman tuli.
Dalam hal ini, Fatma menyampaikan bahwa Kementerian Sosial telah memiliki sentra terpadu yang juga memberdayakan teman penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.
“Kementerian Sosial ini memiliki sentra terpadu dan sentra yang terbesar di Indonesia di mana kita menangani penyandang masalah yang beraneka ragam, salah satunya adalah penyandang disabilitas sensorik rungu wicara, sehingga saya rasa kita sangat perlu untuk mengetahui dasar bahasa isyarat,” jelasnya.
Fatma menjelaskan, Indonesia mempunyai dua bahasa isyarat yang saat ini digunakan, yakni Sibi dan Bisindo. Pengenalan bahasa isyarat kali ini, kata Fatma, pengurus DWP Kemensos belajar dasar bahasa isyarat Indonesia (Bisindo).
Dengan mempelajari bahasa isyarat, Fatma menekankan bahwa pengurus DWP Kemensos mempunyai peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, termasuk bagi teman tuli.
“Sebagai pengurus Dharma Wanita di Kementerian Sosial, kita memiliki peran yang sangat penting dalam membangun dan mengembangkan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli. Dengan mempelajari bahasa isyarat, kita dapat memperluas kesadaran dan kepedulian kita terhadap hak-hak teman-teman penyandang disabilitas tuna rungu atau teman tuli,” tegasnya.
Ke depannya, Fatma mengungkap keinginan belajar bahasa isyarat lebih lanjut bersama pengurus DWP Kemensos, serta mempopulerkan bahasa isyarat.
“Saya kepengin mempopulerkan ini kepada masyarakat umum, minimal dengan isyarat-isyarat yang mudah,” tuturnya.
Kemampuan menggunakan bahasa isyarat, kata Fatma, memberikan ruang bagi teman tuli untuk merasa didengarkan. Pasalnya, Fatma menyebut, penyaluran bantuan membutuhkan proses asesmen terlebih dulu.
“Penting ya kalau dengan para disabilitas itu kita mau mendengarkan. Itu yang penting, kita mau mendengarkan curhatan mereka,” pungkas Fatma.
Pada kesempatan yang sama, Fatma yang didampingi Penasihat II DWP Kemensos Intan Agus Jabo Priyono menyerahkan bantuan asistensi rehabilitasi sosial untuk alat terapi okupasi, terapi wicara, fisioterapi, dan bantuan nutrisi kepada 5 anak penyandang disabilitas sebesar Rp16.591.057.
Editor: Tim Media Service