tirto.id - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Suharto memberikan dukungan ke pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Menanggapi hal itu, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bapilu) Indonesia I Partai Golkar, Nusron Wahid menyebut dukungan Titiek tidak berdampak besar. "Kalau pengaruh ada, tapi dampaknya tidak besar," kata Nusron di Pesantren Al-Hikam (16/3/2017).
Nusron mengklaim hal itu terbukti dari masih banyaknya kader Golkar yang memilih pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat di putaran pertama. "Buktinya hasil exit poll mayoritas warga Golkar masih memilih Ahok di putaran pertama," kata Kepala BNP2TKI itu.
Menurut data exit poll dari SMRC di Pilkada DKI Jakarta putaran pertama menyatakan 49 persen kader Golkar memilih pasangan Ahok-Djarot dan 34 persen memilih Anies-Sandiaga, sementara 17 persen sisanya memilih Agus-Sylvi.
Lebih lanjut Nusron menyatakan bahwa kader Partai Golkar yang membelot dari keputusan partai, pasti akan mendapatkan sanksi. "Pada prinsipnya semua kader partai Golkar harus tunduk pada sikap partai. Kalau dia tidak ikut partai, pasti ada sanksi-sanksi dan risiko," kata dia.
Nusron sendiri pernah mendapatkan sanksi dari Partai Golkar saat dirinya menjadi pendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2014, sedangkan partainya mendukung Prabowo. Alhasil, saat itu Nusron dipecat dari Golkar. Namun, setelah serangkaian proses hukum akhirnya statusnya dipulihkan.
Namun, mengenai mekanisme sanksi tersebut Nusron menyatakan tidak berwenang untuk menjelaskan. Pasalnya, dirinya adalah tim pemenangan pemilu yang tidak mengurusi hal-hal kepartaian. "Itu ada mekanisme internal di DPP, saya tidak berwenang menjawab itu. Saya tidak mempunyai kompetensi untuk itu. Bidangnya lain. Itu bidangnya kepartaian," kata Nusron.
Di sisi lain, Titiek Suharto berkilah bila dukungannya kepada pasangan Anies-Sandiaga mengatasnamakan partai. Menurutnya, dukungannya adalah perkara pilihan pribadi sesuai anjuran agamanya. "Saya rasa tidak ada yang salah apalagi melanggar, saya pribadi mendukung pasangan yang menurut agama saya baik," kata Titiek di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/3).
Atas pilihannya itu, Titiek mengaku tak khawatir bila dirinya dipecat oleh Golkar. "Panggil aja, saya juga gak ada maksud apa-apa, saya sebagai pribadi menurut yang terbaik pilihan saya dan secara saya sebagai orang Islam saya pilih apa saya meyakini ini betul," kata Titiek.
Sabtu (11/3) lalu, Titiek Suharto menggelar Haul Suharto di masjid At-Tien di Kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Dalam acara itu, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto hadir. Sedangkan, Djarot Saeful Hidayat yang turut diundang ditolak oleh massa yang hadir.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto