Menuju konten utama

Dukung Anies, Ini Rekam Jejak Partai Demokrat Selama Ikut Pemilu

Seperti apa rekam jejak Demokrat yang resmi mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024?

Dukung Anies, Ini Rekam Jejak Partai Demokrat Selama Ikut Pemilu
Bakal Calon Presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan (tengah) menyampaikan pidato kebangsaan di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/1/2023). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU

tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Kamis, 26 Januari 2023 secara resmi mendukung Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Langkah Partai Demokrat ini mengikuti jejak Nasdem, yang telah lebih dulu menyatakan dukungannya terhadap Anies.

Saat ini, Partai Demokrat memiliki 54 kursi di DPR, sedangkan Nasdem sebanyak 59 kursi. Namun, jumlah kursi tersebut belum cukup memenuhi syarat untuk pencalonan presiden.

Oleh sebab itu, muncul isu bahwa Partai Nasdem dan Demokrat akan membangun koalisi bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar memenuhi syarat.

AHY pun mengajak partai Nasdem dan PKS sesegera mungkin membentuk Sekretariat Perubahan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Partai Demokrat untuk menciptakan Koalisi Perubahan.

Sebelumnya, AHY dan Anies pernah menjadi rival di Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 lalu. Saat itu, AHY harus menerima kekalahan pada putaran pertama.

"Pernah satu masa kita berkompetisi tetapi begitu selesai kembali kita bersahabat dan tentunya ini juga bukti bahwa hari ini saya datang dan bukan hanya kali ini, terus berkomunikasi walaupun tidak setiap saat untuk terus memberikan support satu sama lain," ungkap AHY saat menemui Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Rekam Jejak Demokrat Selama Pemilu Periode 2004-2019

Selama berkecimpung di dunia politik, Demokrat pernah partai penguasa dalam kurun waktu 10 tahun, tepatnya ketika sukses mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI selama dua periode.

Pada Pemilu 2004, partai ini meraih peringkat ke-5 dengan raihan suara sebanyak 7,45 persen dari total suara dan memperoleh 57 kursi di DPR saat Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2004.

Dalam Pileg tahun 2009, partai berlogo Mercy ini sukses menjadi pemenang dan mendapatkan 150 kursi (26,4 persen) di DPR, setelah memperoleh 20,4 persen dari total suara.

Namun, saat Pileg 2014, suara Partai Demokrat menurun dan menempati peringkat ke-4 dari 10 partai di DPR dengan raihan suara sebanyak 10,19 persen dari total suara. Hal ini terjadi ketika SBY sudah tak lagi menjadi presiden.

Elektabilitas Demokrat semakin merosot pada Pemilu 2019, karena terjun ke peringkat ke-7 dari 9 partai di DPR dengan suara sebanyak 7,77 persen dari suara nasional.

Ketika masih menjadi partai penguasa, Demokrat mendapatkan banyak masalah karena beberapa kadernya tersandung kasus korupsi.

Sudiartana yang merupakan Wakil Bendahara Umum DPP Partai Demokrat resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi rencana pembangunan 12 proyek ruas jalan di Sumatera Barat.

Lalu mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin juga ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus suap proyek Wisma Atlet Sea Games.

Kasus ini turut melibatkan politisi ternama lainnya seperti Angelina Sondakh, Andi Malarangeng, serta Anas Urbaningrum yang merupakan mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Adik AHY, yakni Edy Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga sempat disinggung di meja hijau.

Selain itu, juga ada Jero Wacik, Sutan Bhatoegana, dan Hartati Murdaya. Elektabilitas partai Demokrat sempat menurun saat masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Kemudian kepemimpinan diambil alih oleh AHY hingga sekarang.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Politik
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Alexander Haryanto