Menuju konten utama

DPRD DKI Naikkan Sumbangan untuk Lombok Jadi Rp 30 Miliar

Ketua DPRD DKI Jakarta meminta uang bantuan untuk gempa Lombok ditambah menjadi Rp30 miliar.

DPRD DKI Naikkan Sumbangan untuk Lombok Jadi Rp 30 Miliar
Warga korban gempa membangun rangka rumah hunian sementara mereka di Dusun Kekait, Desa Kekait, Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (29/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/pd/18

tirto.id - Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI akhirnya menetapkan uang bantuan untuk gempa Lombok dalam APBD Perubahan (APBD-P) 2018 sebesar Rp30 miliar.

Jumlah itu disepakati setelah para anggota dewan melakukan tawar menawar saat pembahasan program dan penambahan anggaran di Dinas Sosial.

Awalnya, ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Saefullah, mengatakan anggaran yang diusulan hanya sebesar Rp10 miliar. Hal tersebut dirasa terlalu kecil oleh wakil Ketua DPRD, Triwisaksana, dan meminta untuk ditambah menjadi 2 kali lipat.

Palu sidang pun diketok saat alokasi anggaran disepakati Rp20 miliar. "Jadi disepakati, penambahan anggaran untuk bantuan ke Lombok sebesar Rp20 miliar," kata Triwisaksana di ruang rapat Banggar DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (12/9/2018).

Kendati demikian, besar anggaran itu kembali diralat setelah Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi hadir ke ruang rapat.

Di hadapan para anggota dewan dan TAPD, politikus PDIP itu meminta sumbangan yang sebelumnya sebesar Rp20 miliar ditambah Rp10 miliar sehingga totalnya menjadi Rp30 miliar.

Hal itu tetap ia lakukan meski mengetahui bahwa sumbangan Rp 20 miliar sudah disepakati dan palu sidang sudah diketuk. Prasetyo lalu berkelakar bahwa kesepakatan itu tidak sah lantaran pengetuk palunya adalah wakil ketua Dewan.

"Pak kasih Rp 30 miliar ya, Pak. Korban gempa Lombok dikasih Rp 30 miliar. Tok. Beres," ujar Prasetyo sambil mengetuk palu. Hadirin peserta sidang pun ikut menyepakati sembari tertawa dan bertepuk tangan.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto