tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan tenda sederhana di dekat area rumah yang rusak akibat gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) karena sudah memasuki musim hujan. Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan ide tersebut merupakan hasil dialog dengan bupati dan masyarakat setempat.
"Tenda rumah ini untuk dihuni satu keluarga yang didirikan di dekat rumah masing-masing. Sehingga, akan lebih mudah mengawasi langsung rumah mereka masing-masing yang rusak dan dibangun kembali dengan bantuan dana pemerintah," ujar Willem di Kompleks DPR Jakarta pada Senin (10/9/2018).
Pemerintah telah memberikan anggaran untuk rumah rusak berat sebesar Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan Rp10 juta. Verifikasi kerusakan tersebut dilakukan oleh BNPB.
Sementara ini, rumah rusak berat yang terverifikasi ada sebanyak 31.991 unit. Terdiri dari 20.546 unit di Pulau Lombok yang sudah ditetapkan melalui SK Bupati dan 2.477 unit di Pulau Sumbawa dalam proses pendataan dan pembuatan SK Bupati.
Di sisi lain, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fahri Hamzah mendesak pemerintah untuk mendirikan hunian sementara (Huntara) untuk masyarakat guna menghadapi musim hujan.
"Huntara milik bukan Huntara pengungsian," ujar Fahri.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan bahwa pemerintah telah memberikan bantuan pembangunan rumah rusak dengan desain Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), yang anti-gempa. Sembari menunggu pembangunan Risha selesai, pemerintah menyiapkan tenda sementara per keluarga.
"Presiden minta jangan sampai masyarakat lebih dulu membangun secara tidak teratur, nanti yang ada daerah kumuh. Jadi, jangan Huntara," ujar Darmin.
Selanjutnya, ia menekankan bahwa uang yang disalurkan pemerintah untuk membangun rumah, bukanlah bentuk ganti-rugi rumah yang rusak. Namun, untuk pembangunan rumah berdesain Risha.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto