Menuju konten utama

Doa Menjenguk Orang Sakit Serta Adabnya dalam Islam

Seorang muslim yang menjenguk orang sakit akan mendapat pahala di sisi Allah SWT.

Doa Menjenguk Orang Sakit Serta Adabnya dalam Islam
Ilustrasi jenguk orang sakit. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Salah satu hak muslim atas muslim yang lain adalah menjenguknya ketika sakit.

Hal ini merupakan anjuran yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Ketika ada sahabatnya yang sakit, Rasulullah SAW akan menjenguk dan mendoakan kesembuhannya.

Hal ini tergambar dalam sabda beliau SAW:

"Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam. Sahabat bertanya: 'Apa saja, wahai Rasulullah?'. Beliau menjawab: '[salah satunya] ... bila ia sakit, jenguklah'," (H.R. Muslim).

Berdasarkan hadis di atas, hukum menjenguk orang sakit adalah sunah. Seorang muslim yang melakukannya akan mendapat pahala di sisi Allah SWT karena menaati dan meneladani Nabi Muhammad SAW.

Menjenguk orang sakit juga dapat menguatkan ukhuwah, persaudaraan, serta solidaritas sesama muslim.

Adab Menjenguk Orang Sakit

Ketika seorang muslim menjenguk orang yang sakit, ia dianjurkan untuk menerapkan adab-adab yang diajarkan Islam. Berikut ini sejumlah adab menjenguk orang sakit, sebagaimana dikutip dari bukuAkidah Akhlak (2014) yang ditulis Abdurrohim, dkk.

1. Memberi salam

Ketika sampai di rumah sakit atau kediamannya, seorang muslim dianjurkan untuk mengucapkan salam: "Assalamualaikum Wr. Wb." Ucapan salam adalah sapaan sunah yang diajarkan Rasulullah SAW.

Ucapan salam memiliki makna agung dan doa keselamatan bagi sesama muslim. Sapaan salam juga dihitung pahala besar di sisi Allah SWT.

2. Menanyakan kabar

Ketika dipersilahkan masuk, penengok orang sakit dianjurkan untuk menanyakan kabar kepada penderita.

Menanyakan kabar itu merupakan ungkapan perhatian seseorang kepada penderita, misalnya: Bagaimana keadaan sakitnya? Sudah banyak kemajuan? Apa yang dikeluhkan (Apa sakitnya)? Adakah yang bisa dibantu?

3. Menghibur dan memberi semangat agar sembuh

Saat menjenguk orang sakit, seorang muslim dianjurkan untuk menghibur dan memberi semangat agar penderita memiliki motivasi sembuh.

Salah satu cara menghiburnya adalah dengan menyampaikan hikmah bahwa sakit merupakan bentuk kasih sayang Allah terhadap hambanya, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Orang mukmin yang ditimpa kesusahan, kesedihan atau sakit yang terus-menerus sampai kepada kesengsaraan yang menyusahkan, maka Allah akan menghapus kejelekan-kejelekannya dengannya [sakit tersebut]," (H.R. Tirmidzi).

4. Menasihati agar tidak lalai atas kewajiban salat lima waktu

Meskipun sakit, seorang muslim tidak boleh lalai atas kewajiban salatnya. Seorang yang sakit harus tetap salat wajib lima waktu dalam keadaan apa pun, selama masih sadar.

Jika tak bisa salat berdiri, penderita dapat salat keadaan duduk. Apabila tak bisa duduk, ia salat dalam keadaan berbaring.

Apabila tak bisa salat keadaan berbaring, cukup hanya dengan memberikan isyarat melakukan salat.

5. Mendoakan agar sembuh

Adab menjenguk orang sakit yang lain adalah mendoakan penderita agar sembuh. Dalam suatu hadis dijelaskan bahwa "doa adalah senjata seorang mukmin," (H.R. Abu Ya'la).

Dengan senjata doa, seorang muslim memohonkan kebaikan atas saudaranya yang sedang sakit.

Doa Menjenguk Orang Sakit

Doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika menjenguk orang sakit adalah sebagai berikut, sebagaimana dikutip dari buku Kumpulan Doa Sehari-hari (2013) yang diterbitkan Kementerian Agama RI.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Bacaan latinnya: “Allahumma rabban naas mudzhibal ba’si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa’an laa yughaadiru saqoman”

Artinya: “Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah ia. [Hanya] Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca juga artikel terkait DOA HARIAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno