tirto.id - Ketika adzan berkumandang, setiap muslim yang mendengarkan dianjurkan menjawabnya dengan bacaan doa sesuai sunnah. Berikut ini doa mendengar adzan dan bacaan setelahnya.
Azan sendiri merupakan seruan bagi kaum muslim untuk menunaikan ibadah salat fardu. Panggilan azan dikumandangkan muazin dari masjid atau musala setiap memasuki waktu salat lima waktu.
Berdasarkan sejarahnya, azan pertama kali disyariatkan kepada umat Islam pada 2 hijriah. Hal itu bermula ketika Nabi Muhammad mencari cara untuk memberitahukan pengingat waktu salat.
Sebelumnya, setiap hari umat Islam selalu berkumpul di masjid untuk menunggu datangnya waktu salat. Ketika sudah masuk waktu salat, semua orang langsung salat begitu saja, tanpa penanda apa pun.
Seiring meluasnya penyebaran Islam, banyak penganutnya yang tinggal jauh dari masjid, termasuk para sahabat nabi. Karenanya, beberapa sahabat mengusulkan kepada Nabi Muhammad agar membuat tanda waktu salat.
Setelah melalui musyawarah bersama para sahabat nabi, diputuskanlah adanya bacaan tertentu sebagai pengingat waktu salat. Usulan ini disampaikan oleh Umar bin Khattab dalam diskusi tersebut.
Adapun lafal azan sendiri awalnya disampaikan oleh Abdullah bin Zaid. Ia mengusulkan bacaan azan kepada Nabi Muhammad setelah mendapat mimpi bertemu seseorang yang mengajarinya suatu bacaan dengan suara lantang.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad telah mendapat wahyu tentang azan. Oleh karenanya, beliau membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid.
Rasulullah SAW berkata: "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu karena dia memiliki suara yang amat lantang,” (H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Bukhari, Ahmad, dan Baihaqi).
Doa Mendengar Adzan & Artinya
Ketika mendengar azan, setiap muslim disunahkan menjawab setiap lafal yang diucapkan muazin.
Dilansir NU Online, seorang ulama bernama Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad, dalam kitabnya berjudul isâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994: 94), meriwayatkan petunjuk tentang bacaan yang sebaiknya diucapkan pada saat dan setelah adzan dikumandangkan.
وإذا سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل: "لا حول ولا قوة إلا بالله" وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى الله عليه وسلم
Artinya: “Dan apabila Anda mendengar suara adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin kecuali ketika ia mengucapkan: حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Sebagai jawabannya, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ. “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah). Demikian pula ketika mendengar seruannya: اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ “Ash-shalatu khairun minan naum.” (Shalat lebih baik dari pada tidur) pada azan Subuh, ucapkanlah: صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ “Shadaqta wa bararta.” (Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan). Selesai itu, bacalah shalawat untuk Nabi SAW.”
Dari kutipan di atas dapat diuraikan urutan bacaan menjawab azan sebagai berikut:
1. Mengucapkan bacaan sama persis seperti yang dilafalkan muazin, segera setelah ia selesai mengumandangkan bacaan mulai dari اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ (Allahu Akbar, Allahu Akbar) lalu أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ (Asyhadu alla ilaha illallah) dan أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ (Asyhadu alla ilaha illallah) hingga أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللّهِ (Asyhadu anna muhammadar rasulullah). Masing-masing bacaan tersebut diucapkan sebanyak 2 kali.
2. Ketika muazin selesai mengumandangkan حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ (Hayya 'alasshalaah) dan حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ (Hayya 'alal falaah), ucapkanlah: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ (Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi).
3. Ketika azan subuh, muazin menambahkan kedua bacaan di atas (poin kedua) dengan bacaan: اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ (Ash-shalatu khairun minan naum). Setelah muazin mengucapkan bacaan tersebut, jawablah dengan صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ (Shadaqta wa bararta).
Sebagai penutup azan, setelah muazin melontarkan bacaan اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ (Allahu Akbar, Allahu Akbar) dan لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ (Laa ilaahaa illallah), jawablah dengan bacaan yang sama persis.
Doa Setelah Adzan Lengkap
Setelah azan selesai berkumandang, umat muslim juga disunahkan untuk merapal doa tertentu. Berdasarkan hadis sahih Bukhari, seorang muslim yang mengucapkan doa setelah azan dijanjikan bakal mendapat syafaat dari Rasulullah SAW pada hari kiamat nanti.
Dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang berdoa ketika mendengar seruan azan dengan doa ‘Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wab‘atshu maqāmam mahmūdanil ladzī wa‘attah,’niscaya jatuhlah syafaatku padanya di hari kiamat," (H.R Bukhari).
Detail doa setelah azan adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ وَالفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Bacaan latinnya: "Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti sayyidanā muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wab‘atshu maqāmam mahmūdanil ladzī wa‘attah, innaka lā tukhliful mī’ād. Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā."
Artinya, "Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna dan shalat yang berdiri, berikanlah wasilah [tempat di surga] dan keutamaan kepada Nabi Muhammad saw. Bangkitkan ia pada kedudukan terpuji [hak syafa’at] yang Kaujanjikan. Sungguh, Engkau tidak akan menyalahi janji. Tuhanku, ampunilah dosaku dan [dosa] kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.
Selanjutnya disebutkan pula dalam kitab Jami'ul Ahadits, terdapat doa khusus setelah azan magrib, yakni:
اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ
Bacaan latinnya: "Allahumma hadza iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âika faghfir lii"
Artinya: “Ya Allah, ini adalah [saat] datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.”
Setelah azan Subuh, umat muslim juga disunahkan merapal doa khusus. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Muin, halaman 280, berikut doanya:
اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ نَهَارِكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي
Bacaan latinnya: "Allahumma hadza iqbâlu nahârika wa idbâru lailika wa ashwâtu du’âika faghfir lî
Artinya: “Ya Allah, ini adalah [saat] datangnya siang-Mu, dan perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.”
Editor: Iswara N Raditya