tirto.id - Doa ketika terjadi gempa bumi dan bencana salah satunya adalah “allâhumma innî asaluka khairaha wa khaira mâ fîhâ, wa khaira mâ arsalta bihi...(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya..)”.
Masyarakat Indonesia baru saja diterpa kabar duka atas terjadinya gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo (M) yang melanda Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB kemarin.
Dwikorita Karnawati selaku Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa pihaknya masih menelaah penyebab terjadinya gempa bumi Cianjur.
Dugaan awal BMKG terkait penyebab gempa bumi tersebut adalah patahan Cimandiri atau Padalarang.
“Sudah disampaikan tadi diduga patahan Cimandiri atau patahan Padalarang. Jadi di sekitar situ,” jelas Dwikorita.
Bencana alam seperti gempa bumi bagi umat Islam merupakan musibah atau ujian menguatkan iman.
Salah satu hikmah terjadinya bencana alam adalah membuat muslim ingat, bahwa tidak ada daya dan upaya selain Allah SWT serta kepada-Nya, manusia kembali.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Ali-Imran ayat 173 sebagai berikut:
اَلَّذِيۡنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدۡ جَمَعُوۡا لَـكُمۡ فَاخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ اِيۡمَانًا ۖ وَّقَالُوۡا حَسۡبُنَا اللّٰهُ وَنِعۡمَ الۡوَكِيۡلُ
Artinya:
“[Yaitu] orang-orang [yang menaati Allah dan Rasul] yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, ‘Orang-orang [Quraisy] telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,’ ternyata [ucapan] itu menambah [kuat] iman mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah [menjadi penolong] bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung,’”(QS. Ali-Imran [3]: 173).
Doa Ketika Terjadi Gempa Bumi dan Bencana
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa ketika terjadi bencana seperti gempa bumi.
Orang yang membaca doa ketika tertimpa suatu bencana, maka Allah SWT akan memberikan kebaikan kepadanya.
Hal ini sebagaimana hadis riwayat Imam Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu dia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik,” (HR. Muslim no 1525).
Dilansir laman MUI, doa yang dimaksud dari redaksi hadis di atas sebagai berikut:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ اؤْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Arab Latinnya:
Inaa lillahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Allahumma`jurnii fii mushiibati wa akhlif lii khairan minhaa.
Artinya:
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya”.
Abu Zakaria Muhyiddin an-Nawawi, seorang ulama mazhab Syafi’i dari Suriah dalam kitabnya Al-Adzkar menuliskan bahwa Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada menantunya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebuah doa yang dapat dibaca ketika menghadapi kesulitan maupun bencana sebagai berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللَّهِ العَلِيّ العَظِيمِ.
Arab Latinnya:
Bismillahirrahmanirrahim wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim.
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada daya dan kekuatan [bagi kami] melainkan hanya dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”
Dalam Al-Qur’an juga terdapat doa yang dapat dibaca umat Islam ketika mendapatkan musibah, salah satunya termuat di Surah Al-Araf Ayat 155-156.
Dalam surat ini dituliskan doa yang dibaca Nabi Musa As. ketika umatnya tertimpa bencana gempa bumi sebagai berikut:
رَبِّ لَوْ شِئْتَ اَهْلَكْتَهُمْ مِّنْ قَبْلُ وَاِيَّايَۗ اَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاۤءُ مِنَّاۚ اِنْ هِيَ اِلَّا فِتْنَتُكَۗ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاۤءُ وَتَهْدِيْ مَنْ تَشَاۤءُۗ اَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الْغٰفِرِيْنَ وَاكْتُبْ لَنَا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ اِنَّا هُدْنَآ اِلَيْكَۗ
Arab Latinnya:
Rabbi lau syi`ta ahlaktahum ming qablu wa iyyāy, a tuhlikunā bimā fa'alas-sufahā`u minnā, in hiya illā fitnatuk, tuḍillu bihā man tasyā`u wa tahdī man tasyā`, anta waliyyunā fagfir lanā war-ḥamnā wa anta khairul-gāfirīn. Waktub lana fī hāżihid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati innā hudnā ilaīk.
Artinya:
“...Ya Tuhanku, jika Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? [Penyembahan terhadap patung anak sapi] itu hanyalah cobaan dari-Mu. Engkau menyesatkan siapa yang Engkau kehendaki dengan cobaan itu dan Engkau memberi petunjuk siapa yang Engkau kehendaki.
Engkaulah Pelindung kami. Maka, ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah sebaik-baik pemberi ampun. Tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau...,”(QS. Al-A’raf [7]: 155-156).
Di samping itu, terdapat doa lain yang dapat dibaca ketika terjadi bencana gempa bumi. Laman NU Online Jatim menuliskan bahwa doa tersebut dianjurkan dibaca oleh Kiai Abdul Karim, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an Azzayadi Solo, Jawa Tengah sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ
Arab Latinnya:
Allâhumma innî asaluka khairaha wa khaira mâ fîhâ, wa khaira mâ arsalta bihi, wa a’ûdzubika min syarrihâ, wa syarri mâ fîhâ wa syarri mâ arsalta bihi.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepadaMu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan.”
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno