tirto.id - Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengusulkan agar sisa pengolahan sampah dari intermediate treatment facility (ITF) di Sunter digunakan sebagai bahan campuran aspal dan paving blok.
Ia mengatakan hal tersebut telah diusulkan dalam rapat pembangunan ITF minggu lalu sebagai cara untuk menanggulangi persoalan sampah plastik yang ada di Jakarta.
"Kita punya banyak sampah plastik. Saat kemarin rapat pembangunan ITF saya sampaikan, sisa pembakarannya itu tetap bisa digunakan. Apakah untuk paving blok atau untuk campuran bangunan jalan. Sehingga semua sampah warga kita manfaatkan betul," ungkapnya di Balai Kota, Senin (17/7/2017).
Menurutnya, pencampuran sampah plastik sebagai bahan aspal atau paving blok telah banyak dilakukan oleh berbagai negara di dunia. "Itu sudah pernah dicoba di India. Hasilnya cukup bagus. Limbah plastik dipakai sebagai campuran hot mix," jelasnya.
Selain mengurangi jumlah sampah plastik, pencampuran tersebut juga dianggap bisa menghemat biaya untuk pembangunan jalan. Lantaran itu, kata Djarot, Pemprov akan mengundang para investor untuk membangun ITF di beberapa lokasi di Jakarta selain di Sunter.
"Kami menunjuk PT Jakpro untuk berinvestasi di situ bekerja sama dengan swasta dari luar. Jadi non-APBD. Pendapatan hanya menyediakan lahannya. Sedangkan yang ada di Duri Kosambi maupun Cilincing, itu ada yang mau berinvestasi. Dia punya tanah, dia akan datangkan teknologi," urai Djarot.
Ia juga mengatakan bahwa pembangunan ITF yang ada di Sunter dilakukan menggunakan dana swasta dan non APBD. "Yang kemarin kita lakukan kan ITF di Sunter. Ini ada yang keliru ya, katanya dibiayai oleh APBD. Sekali lagi, ini swasta murni."
"Mereka bangun, tapi teknologinya akan kami audit betul. Harus dipastikan lahannya itu yang tidak sengketa. Clear," imbuhnya.
Selain Djarot, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga menginisiasi penggunaan sampah plastik bisa untuk pembangunan jalan di Indonesia.
Proyek baru tersebut telah memasuki tahap uji coba dan akan dijalankan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Beberapa tim ahli dari Kementerian PUPR juga disebut telah melihat langsung proyek jalan yang lapisan aspalnya menggunakan campuran sampah plastik di India.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri