tirto.id - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat berharap moderator pada debat kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 bersikap independen atau tidak memihak calon tertentu.
"Kita harap betul moderator dan panelis itu betul-betul independen," kata Djarot di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (26/1/2017).
Djarot yang berpasangan dengan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini berharap pertanyaan yang diajukan dapat dijaga kerahasiaannya dan tidak bocor ke salah satu calon gubernur atau wakil gubernur DKI.
"Yang tidak kita inginkan soal dibocorkan. Kita berharap ya betul-betul, karena yang nonton seluruh warga Jakarta dan penduduk Indonesia, nanti kita lihat bagaimana integritas dari moderator dan para panelis," ujarnya.
Selain itu, Djarot juga berharap para moderator dapat menjaga integritasnya. Debat Pilkada DKI yang berlangsung pada 27 Januari 2017 ini akan menghadirkan moderator Tina Talisa dan Eko Prasojo.
Djarot menuturkan Eko Prasojo yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia pasti mengerti masalah reformasi birokrasi.
Eko Prasojo, kata dia, adalah akademisi dan pernah menjadi Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Eko Prasojo adalah alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, yang meraih gelar master dan doktor dari Speyer Post-Graduate Program for Public Administration, Jerman.
Sementara Tina Talisa, kata Djarot adalah mantan presenter televisi nasional.
Sebelumnya dilaporkan, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan mengkritik sikap moderator yang menyebut tangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sandiaga Uno dingin dalam debat perdana tidak tepat karena secara tidak langsung memojokkan calon tertentu.
Dalam debat perdana yang diselenggarakan Jumat (13/1) lalu, moderator Ira Koesno menyalami seluruh pasangan calon sebelum acara mulai. Usai bersalaman, Ira langsung menyebut tangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sandiaga Uno dingin, sementara peserta yang lain dikatakan hangat.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan seharusnya moderator tidak boleh menilai peserta debat, seperti mengomentari ekspresi dan bahasa tubuh para calon.
"Ketika itu terjadi saya langsung bilang this is not good. Seorang moderator tidak boleh menganggap satu calon lebih tegang dibanding yang lainnya. Moderator harus benar-benar menjadi moderate person, bertindak sebagai penengah," kata Anies, Rabu (25/1/2017).
Selain itu, Anies juga menilai tepat atas dipilihnya Eko Prasojo sebagai salah satu moderator debat kedua Pilkada DKI yang akan mengusung tema reformasi birokrasi dan pelayanan publik, serta penataan kawasan perkotaan.
"Pak Eko itu ilmuwan yang mumpuni, mengerti reformasi birokrasi. Jadi menurut saya pas untuk menjadi moderator bidang ini," ujar Anies.
Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menambah durasi debat dari 90 menit saat debat pertama, menjadi 120 menit dalam debat kedua.
Penambahan durasi itu dianggap perlu agar ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI dapat menjelaskan program kerja mereka secara lebih komprehensif kepada publik.
Debat kedua Pilkada DKI Jakarta akan diikuti pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN; Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai NasDem; serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto