Menuju konten utama

Dituntut Mundur, Kepala BMKG: Jangan Lari dari Tanggung Jawab

"Kita tidak boleh lari dari tanggung jawab. Harus dihadapi jangan malah mundur cuci tangan," kata Ketua BMKG Dwikorita Karnawati.

Dituntut Mundur, Kepala BMKG: Jangan Lari dari Tanggung Jawab
Ilustrasi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati . ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menolak mundur pasca bencana gempa dan tsunami menerjang Palu dan Donggala.

"Saya katakan saat ini kami bertanggung jawab pada yang rawan gempa, 150 juta jiwa. Kita tidak boleh lari dari tanggung jawab. Harus dihadapi jangan malah mundur cuci tangan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10/2018).

Anggota Komisi V DPR RI Anthon Sihombing menuntut Dwikorita mundur dari jabatan kepala BMKG. Sebabnya, mantan rektor UGM itu dianggap bertanggung jawab atas banyaknya korban jiwa dari bencana yang menerjang Palu.

Pada saat gempa dengan kekuatan 7,4 SR menggoncang Palu dan sekitarnya, BMKG memang sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami 5 menit setelah gempa. Namun, beberapa saat kemudian BMKG menyatakan peringatan dini tsunami berakhir.

Setelah peringatan dicabut, justru sejumlah kawasan seperti Palu dan di Donggala muncul laporan tsunami yang menghantam perumahan, mengakibatkan sejumlah warga meninggal dunia.

Dwi Korita enggan mundur karena enggan melepas tanggung jawabnya. Lebih lanjut ia menjelaskan hingga kini BMKG masih terus memantau daerah-daerah sepanjang pantai Sulawesi Tengah termasuk di wilayah di luar Palu, Sigi dan Donggala.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yantina Debora