tirto.id -
Dirinya pun membantah hal tersebut dan menegaskan bahwa itu merupakan fitnah yang kejam.
Hal tersebut ia sampaikan saat kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Selatan, Minggu (7/4/2019).
"Ini [Indonesia ideologi khilafah] saya katakan adalah fitnah, fitnah yang kejam. Tapi, tidak laku. Rakyat Indonesia tidak akan terpengaruh saudara-saudara. betul?," tegas Prabowo saat menyampaikan orasi politiknya di atas panggung.
"Betul," jawab ratusan ribu massa sambil berteriak.
Ketua umun Partai Gerindra itu menjelaskan, para alim ulama selalu mengajarkan Islam sebagai agama yang rahmatalilalamin.
Prabowo menambahkan, Islam menurutnya merupakan agama yang damai, yang menghormati semua agama, suku dan seluruh kelompok etnis lainnya.
"Saudara-saudara, lihat tokoh-tokoh agama lain ada di sini. Tidak mungkin saudara Natalius Pigai akan mendukung saya, tidak mungkin orang-oprang Papua akan mendukung saya, mendukung kami, mendukung Prabowo Sandi, mendukung Indonesia adil dan makmur," pungkasnya.
Menuding dugaan tersebut, Prabowo pun mengungkapkan bahwa keinginannya bersama Sandi untuk maju sebagai capres-cawapres pada Pilpres 2019 tidak ada niatan apapun. Selain untuk bekerja dan berbakti untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Saudara-saurada sekalian, jadi masalah-masalah bangsa bahwa rakyat Indonesia sudah tidak sabar lagi [ganti presiden]. Rakyat Indonesia yang kalian wakili hari ini, ingin perubahan, ingin kejayaan Indonesia kembali ke tangan bangsa Indonesia," ucapnya.
Diketahui, dalam kampanye akbar ini hadir pula tokoh dari koalisi partai pendukung Prabowo- Sandi. Diantaranya Ketua Umum Partai PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PPP Humphrey, Wakil ketua DPR RI Fadli Zon, Sekjen partai Berkarya Priyo Budi Santoso dan lain-lain.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari