tirto.id - Holding BUMN Pangan PT RNI (Persero) atau ID FOOD mempunyai anak usaha PT Mitra Rajawali Banjaran yang bergerak dalam bisnis kontrasepsi alias kondom. Bagaimana awal mula bisnis kondom tersebut dijalankan oleh BUMN?
Direktur Utama PT ID Food Frans Marganda Tambunan membeberkan, awal mula bisnis kondom PT Mitra Rajawali Banjaran dioperasikan di bawah Kementerian Keuangan yang masuk dalam model bisnis alat kesehatan farmasi.
“Memang awalnya RNI di bawah binaan Kementerian Keuangan. Jadi dulu gado-gado, ada alat kesehatan farmasi, ada perkebunan,” ungkap Frans Marganda di acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Dikutip dari laman resmi PT Mitra Rajawali Banjaran, awal berdirinya badan usaha tersebut dari pembangunan industri kontrasepsi terpadu sebagai realisasi atas kesepakatan antara Departemen Kesehatan, BKKBN dan PT Kimia Farma, yang kemudian beroperasi pada 25 Februari 1987.
Pada 1999, disepakati merger usaha PT Skifa Rajawali Indonesia menjadi PT Mitra Rajawali Banjaran secara penyatuan kepemilikan (pooling of interest) sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan serta peraturan pajak dan hukum yang berlaku.
Produk PT Mitra Rajawali Banjaran seperti produk kondom dengan brand Artika Gerigi, Long love, untuk produk ASSP dengan brand Skifa, Project, dan Progress.
Untuk diketahui, ID FOOD akan melepas anak usaha PT Mitra Rajawali Banjaran. Alasannya karena bisnis kondom dianggap tak memiliki hubungan dengan pangan.
Sementara itu, Direktur Utama PT ID Food Frans Marganda Tambunan menjelaskan, rencana pelepasan anak usaha tersebut masih tertunda karena masih belum menemukan kecocokan harga yang ditawarkan ke PT Bio Farma (Persero).
"Terkait pabrik Mitra Banjaran di Bandung tahun lalu kita sudah coba divestasi ke teman kita Bio Farma, cuma memang ada ketidakcocokan harga dan sebagainya, kita tunda," kata Frans Marganda.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin