tirto.id - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan sekitar 400 karyawan telah mengikuti program pensiun dini. Irfan bilang program ini ditujukan bagi pegawai dengan usia di atas 45 tahun.
Sejumlah program pengurangan karyawan ini dilakukan dalam merespons penurunan produksi yang dialami Garuda di tengah pandemi COVID-19, kata Irfan.
“Ini sukarela tidak ada paksaan. Kami sediakan jasa konsultasi. Sampai hari ini sudah mendekati 400 karyawan Garuda mengambil program pensiun dini,” ucap Irfan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (14/7/2020).
Irfan bilang manajemen tidak memberi target berapa banyak karyawan yang diharapkan mengikuti program ini. Yang pasti, kata Irfan, langkah ini diperlukan sebagai upaya efisiensi internal melalui SDM.
Secara jangka pendek, efisiensi ini memang memberi beban finansial bagi perusahaan. Sebab perusahaan tetap memenuhi hak pensiun sekaligus memberikan tambahan “pemanis” agar program ini semakin menarik.
“Tapi bagi perusahaan jangka panjang memberi keuntungan finansial,” ucap Irfan.
Di luar itu, Irfan mengakui Garuda telah melakukan efisiensi bagi karyawan dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Jumlahnya mencapai 800 karyawan dan Irfan mengklaim mereka menerima status unpaid leave atau cuti tapi tidak dibayar.
Efisiensi itu juga belum termasuk percepatan kontrak pilot dalam status PKWT. Ia mengklaim telah membayarkan hak-hak bagi 135 orang.
Selebihnya, ia menyatakan telah melakukan efisiensi internal. Mulai dari pengurangan biaya operasional direksi dan setingkat vice president sampai penghapusan biaya entertainment bagi jajaran manajemen.
“Beberapa potential saving. Sampai akhir tahun, 67 juta dolar AS,” ucap Irfan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz