Menuju konten utama

Dinkes DKI Nyatakan Waspada Demam Berdarah Dengue di Februari

"Sebenarnya semua wilayah terpantau, tapi tiga kota yang paling utama harus diwaspadai adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur,"  kata Widyastuti

Dinkes DKI Nyatakan Waspada Demam Berdarah Dengue di Februari
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Dinas Kesehatan DKI Jakarta nyatakan bahwa Jakarta masuk tahap waspada demam berdarah dengue (DBD) di bulan Februari.

"Sebenarnya semua wilayah terpantau, tapi tiga kota yang paling utama harus diwaspadai adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti saat dihubungi pada Minggu (21/1/2019).

Widyastuti menambahkan, prediksi waspada DBD berlangsung hingga bulan Maret berdasarkan pada analisis dan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pasalnya, faktor utama dari demam berdarah adalah cuaca.

"Untuk mencegah wabah DBD, warga bisa menguras tampungan air dan memelihara tanaman yang efektif mengusir nyamuk. Atau membuat lavitrap atau perangkap untuk mencegah nyamuk berkembang biak," kata Widyastuti dalam rilis tertulis pada Minggu (20/1/2019).

Widyastuti juga menambahkan bahwa kasus DBD di DKI Jakarta dari Januari hingga 31 Desember 2018 tercatat 2.947 kasus DBD. Pada 2018 diketahui wilayah yang memiliki IR atau insidence rate tertinggi di Jakarta adalah Kepulauan Seribu, disusul Jakarta Barat. Pada tahun 2017, tercatat ada 3.362 kasus. Kemudian pada tahun 2016 tercatat ada 20.432 kasus di Jakarta.

DBD merupakan penyakit demam akut, disebabkan oleh virus dengue yang menginfeksi bagian tubuh dan sistem peredaran darah manusia akibat gigitan nyamuk Aedes Aegepti atau Albopictus Betina yang terinfeksi. Gejala DBD biasanya diawali dengan demam, nyeri otot dan sendi, terdapat bintik/ruam merah di kulit disertai mual dan nyeri ulu hati. Pada kasus yang parah penderita DBD dapat mengalami pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa.

Baca juga artikel terkait DBD atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Nur Hidayah Perwitasari