Menuju konten utama
8 Juni 632

Di Pangkuan Aisyah, Nabi Muhammad Berangkat Menemui Allah

Jiwa mulia.
Terpelihara dari
segala dosa.

Di Pangkuan Aisyah, Nabi Muhammad Berangkat Menemui Allah
Nabi Muhammad SAW, rasul terakhir umat Islam. tirto.id/Sabit

tirto.id - “Wahai manusia sekalian, perhatikanlah kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kamu sekalian.”

Kalimat itu disabdakan Nabi Muhammad saat berkhutbah dalam pelaksanaan haji wada' atau haji perpisahan pada tahun ke-10 Hijriah.

Setelah menyampaikan beberapa hal, di hadapan sekitar 144 ribu manusia—para penulis sejarah lain seperti dikutip Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad (1980) yang diterjemahkan Ali Audah, menyebutnya 90 ribu sampai 114 ribu—beliau menegaskan, “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada nabi setelahku, dan tidak ada umat setelah kalian.”

Tak lama sesudah itu, turunlah firman Allah yang berbunyi, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam sebagai agama bagimu” (Q.S. al-Maidah ayat 3).

Mendengar Nabi membacakan ayat tersebut, Abu Bakar menangis. Ia merasa bahwa risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Nabi hendak menghadap Allah. Begitu pula dengan Umar bin Khattab, air matanya tak bisa dibendung.

Saat seseorang bertanya kepada Umar kenapa ia menangis, Umar menjawab, “Sesungguhnya sesuatu yang telah sempurna, berikutnya akan berkurang.”

Ziarah Kubur Sebelum Wafat

Dalam Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah (1999) karya Syekh Shafiyyur-Rahman Mubarakfury terjemahan Abdullah Haidir, pada akhir bulan Shafar tahun ke-11 Hijriah, Nabi pergi ke bukit Uhud dan mendoakan para syuhada yang meninggal pada Perang Uhud.

Setelah itu beliau berkata kepada para sahabat, “Aku akan mendahului kalian, aku akan menjadi saksi bagi kalian, sungguh sekarang aku telah melihat telagaku, dan sungguh aku telah diberikan kunci-kunci bumi dan simpanannya, sungguh aku tidak takut kalian berlaku syirik setelahku, akan tetapi yang aku takutkan adalah kalian saling berlomba-lomba terhadap dunia.”

Beliau juga sempat pergi ke pekuburan Baqi’, lalu mengucapkan salam kepada penghuni kubur dan memintakan ampunan kepada mereka. Muhammad Husain Haekal mengisahkan bahwa pada malam pertama Nabi merasa sakit, beliau tak dapat tidur. Ditemani oleh pembantunya, Abu Muwayhiba, beliau lalu keluar rumah dan pergi ke Baqi’.

Saat pertama kali sampai di pekuburan Baqi’, Nabi berkata kepada Abu Muwayhiba bahwa dirinya mendapat perintah memintakan ampun untuk penghuni Baqi’.

Setelah itu beliau berkata kepada penghuni kubur, “Salam sejahtera bagimu, wahai penghuni kubur! Semoga kamu selamat akan apa yang terjadi atas dirimu, seperti atas diri orang lain. Fitnah telah datang seperti malam gelap gulita, yang kemudian menyusul yang pertama, dan yang kemudian lebih jahat dari yang pertama.”

Detik-Detik Terakhir di Pangkuan Aisyah

Nabi mulai sakit pada 29 Shafar tahun 11 Hijrah. Beliau sakit kepala dan demam, suhu badannya meninggi. Kondisi itu terjadi selama 13 sampai 14 hari. Meski sakit, selama sebelas hari beliau masih sempat mengimami salat berjamaah.

Suatu hari saat beliau tiba di rumah Aisyah, istrinya itu mengeluh sakit kepala. Nabi berkata, “Tetapi akulah, Aisyah, yang merasa sakit kepala.” Beliau lalu berbaring di tempat tidur. Saat rasa sakit mereda, beliau mengunjungi istri-istrinya yang lain seperti biasa.

Di rumah Maimunah, istrinya yang terakhir beliau nikahi, sakitnya kambuh lagi dan terasa lebih keras. Istri-istrinya dipanggil ke rumah Maimunah, dan Nabi meminta dirawat di rumah Aisyah. Dengan berikat kepala dan ditopang oleh Ali bin Abi Tahlid serta Abbas bin Abdul Muthalib, pamannya, beliau meninggalkan rumah Maimunah. Nabi tiba di rumah Aisyah dengan kondisi yang sudah lemah.

Selama tinggal di rumah Aisyah—dan itulah minggu terakhir dalam hidupnya—istrinya itu membacakan surat al-Mu’awwizzat (surat-surat yang berisi mohon perlindungan; al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas) serta doa-doa yang ia dapatkan dari Nabi. Kemudian ia tiup dan usapkan ke tubuh Nabi dengan tangannya.

Jiwa mulia. Terpelihara dari segala dosa. #Mozaik #MuhammadSAW

A post shared by tirto.id (@tirtoid) on