tirto.id - Anton Charliyan menjadi peserta debat calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub)Jawa Barat yang doyan menghembuskan akronim di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Senin (13/3) malam. Saat segmen satu sesi perkenalan diri dan visi misi misalnya, Anton menghembuskan akronim turkamling sebagai singkatan dari infrastruktur keamanan keliling.
Kemudian di segmen dua saat sesi menjawab pertanyaan moderator, Anton mengeluarkan akronim edun. Menurutnya edun merupakan singkatan dari ekonomi dunia network. Akronim itu ia gunakan untuk menjelaskan rencananya membanun lapangan kerja baru dan pengembangan sektor wisata.
Akronim lain yang diucapkan Anton adalah kadarkum yang berarti kadang sadar kadang kumat. Akronim ia ucapkan di segmen kedua saat menjelaskan program molotot.com yang ia canangkan bersama Tb Hasanuddin. Menurut Anton program molotot.com bisa memperkecil celah korupsi yang disebabkan faktor manusia. “Kadang-kadang kita itu kadarkum: kadang sadar, kadang kumat makanya kami punya molotot,” ujar Anton saat debat.
Tak cukup dengan turkamling, edun, dan kadarkum, Anton kembali melontarkan akronim di segmen tiga saat sesi debat antarpeserta terjadi. Akronim yang disampaikan Anton adalah esje. Mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan esje merupakan singkatan dari eling sebelum jadi edan. Akronim sempat membuat para hadirin tertawa.
Dari mana Anton mendapat inspirasi membuat akronim-akronim itu? “Spontan saja itu,” kata Anton kepada Tirto, Selasa (13/3).
Dari empat akronim yang diucapkan, Anton mengatakan hanya Jabar edun yang ada dalam program visi misi kampanyenya. Cawagub PDIP ini mengaku tidak berkomunikasi dengan tim pemenangan dan pasanganya Tb Hasanuddin saat menyampaikan akronim-akronim tersebut. “Beliau (Hasanuddin) kan sudah tau kalau saya tukang ceplas ceplos. Kita mah polos-polos saja apa adanya,” ujar Anton
Anton mengaku dirinya memang suka membuat akronim. Ia sengaja membuat akronim untuk membuat suasana debat lebih cair. “Saya kan suka [akronim] daripada tegang. Ini sarana politik jangan terlalu tegang,” kata Anton.
Selain itu, Anton mengatakan akronim yang ia buat juga bertujuan memudahkan masyarakat mengingat ucapannya. “[akronim] lebih gampang diingat. Harus akrab,” ujarnya.
“Biar masyarakat menilai.”
Penulis: Muhammad Akbar Wijaya
Editor: Muhammad Akbar Wijaya