tirto.id -
Anggota Dewan Pers Hendry Chairudun mengatakan, tim kelompok kerja (pokja) akan menyampaikan laporan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
“Penelitiannya kan dilakukan oleh tim, mungkin mereka baru Senin berhasil mengumpulkan. Senin akan bertemu,” ujarnya kepada reporter Tirto, Minggu (27/1/2019).
Hendry menjelaskan, hasil penelitian sementara yang telah didapat oleh tim pokja yakni tidak menemukan alamat tabloid Indonesia Barokah, pimpinan dan pekerja pengelolanya setelah di cek tidak memiliki kartu kompetensi. Kemudian perusahaan tersebut tidak memiliki badan hukum dan juga tak terdaftar di Dewan Pers.
“Hasil penelitian itu diserahkan ke Bawaslu, KPI, KPU dan Polri. Nanti mungkin langsung juga tembusannya ke tim Prabowo Sandi yang mengadukan pada Jumat lalu. Ini loh penilaiaan Dewan Pers, kira-kira begitu nanti,” ucap Hendry.
Setelah Dewan Pers memberikan laporan penelitian, kata Hendry, Bawaslu dan kepolisian lah yang akan menindaklanjuti kasus tabloid Indonesia Barokah itu. Alasan Hendry, Dewan Pers hanya memiliki wewenang untuk menilai produk jurnalistiknya saja.
“Kalo Bawaslu saya kira melakukan follow up, polisi juga, kami tidak tahu apa yang dikerjakan mereka. Kita tahapnya hanya sampai penilaian saja,” kata Hendry.
Tabloid Indonesia Barokah beredar di Jawa Tengah dan Jawa Barat pada Januari 2019, tiga bulan sebelum Pilpres 2019. Isi pemberitaan tabloid propaganda ini memunculkan pro kontra di antara dua kubu pasangan calon presiden (Capres).
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean menilai karena isi berita seperti itu patut diduga pembuat tabloid ini berasosiasi dengan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Kami meyakini ini terasosiasi dengan kubu 01 [Jokowi-Ma’ruf Amin] karena tabloid itu isinya fitnah semua kepada Prabowo. Siapa lagi yang melakukan itu, ya, selain 01,” ujar Ferdinand kepada reporter Tirto, Rabu (23/1/2019) kemarin.
Tudingan ini dibantah Tim Kampanye Nasioanal (TKN) Jokowi-Ma’ruf. Direktur Konten TKN, Fiki Satari, menyatakan bahwa kerja mereka hanya membentuk narasi, sosialisasi, dan juga video kampanye kepada relawan. Tapi mereka tidak pernah membuat atau menyuruh membuat tabloid.
“Kalau dari kami yang jelas enggak ada sama sekali,” kata Fiki kepada reporter Tirto.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Agung DH