tirto.id - Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan mendatangi Sekretariat Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK pada Kamis (4/7/2019). Kedatangannya guna mendaftarkan diri menjadi calon pimpinan komisi antirasuah tersebut.
"Siap, benar, tadi pagi saya daftar. Baru buka pukul 8.30 WIB, saya sudah hadir," kata Pahala saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Selain Pahala, Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari pun turut mendatangi sekretariat pansel untuk mendaftar. Ia mengaku mendaftar karena aspirasi dari sejumlah pegawai dan pimpinan KPK.
Tsani pun mengaku ia maju menjadi calon pimpinan dikarenakan kecintaannya pada komisi antirasuah itu.
"Karena memang kita kalau bisa memberikan yang terbaik untuk KPK, itu yang kita lakukan," kata Tsani di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat pada Kamis (4/7/2019).
Tsani mengatakan, tantangan KPK tak jauh berbeda dari waktu ke waktu, yakni menghadapi koruptor. Hanya saja, dinamika dan sosok yang dihadapi yang berbeda.
Ia sendiri mengaku belum mengetahui siapa yang akan dihadapi di periode kepemimpinan KPK berikutnya.
"Mudah-mudahan ke depan semakin sedikit koruptor, semakin banyak kegiatan pencegahan yang bisa kita lakukan," ujarnya.
Per Selasa (2/7/2019), sebanyak 127 orang telah mendaftar seleksi calon pimpinan KPK sejak pendaftaran dibuka pada 17 Juni lalu.
Wakil Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK Indrianto Seno Adji mencatat 127 pendaftar itu berasal dari sejumlah jenis latar belakang profesi.
"Sampai 2 Juli, [jumlah] pendaftar 127 Orang," kata Indrianto pada Selasa (2/7/2019).
Sesuai keterangan Indrianto, sebanyak 29 pendaftar seleksi capim KPK berprofesi sebagai advokat. Selain itu, 25 pendaftar adalah dosen.
Kemudian, 15 pendaftar merupakan unsur dari korporasi. Pendaftar dengan latar belakang profesi sebagai jaksa atau hakim sebanyak 6 orang. Lima pendaftar memiliki latar belakang kepolisian. Tiga pendaftar tercatat merupakan auditor. Sementara pendaftar dengan jenis latar belakang lain-lain sebanyak 44.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno