tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan bahwa partainya tidak mendapat banyak keuntungan elektoral dengan mendukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Keuntungan yang dimaksud Syarief adalah efek ekor jas atau coattail effect. Oleh sebab itu, Demokrat akan berfokus pada pemilu legislatif secara maksimal selain pemilu presiden.
"Kami sadar bahwa efek ekor jas itu tidak terjadi pada Demokrat, makanya kami menerapkan dual track. Mendahulukan Pileg dan Pilpres," tegasnya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).
Selama ini, Syarief mengaku bahwa ketokohan caleg partainya yang membuat Demokrat bisa bertahan. "Yang berikan efek elektabilitas pada Demokrat adalah kader Demokrat, SBY dan AHY dan kerja keras caleg," ucapnya.
Berdasarkan hasil survei Charta Politika, Demokrat mendapat elektabilitas sebesar 5,2 persen, sedangkan Indikator Politik memprediksi Demokrat mendapat lebih dari 8 persen.
Coattail effect, menurut Charta Politika, hanya berpengaruh pada PDIP, Gerindra, PKB dan PKS.
Dalam survei Charta Politika juga menunjukkan, ada lima partai yang elektabilitasnya masih di bawah 2 persen.
Kelima partai tersebut adalah Hanura (1 persen), PBB (0,5 persen), PKPI (0,2 persen), Garuda (0,2 persen), dan Berkarya (0,1 persen).
Sedangkan elektabilitas paling tinggi masih dikuasai oleh partai besar seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerindra dan Golkar.
Survei Charta dilakukan dengan melibatkan 2.000 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini 2,19 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto