tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan menampik tudingan Susilo Bambang Yudhoyono tidak religus dengan melawan politik Islam selama menjadi presiden dua periode.
Syarief mengaku tak masuk akal mengaitkan SBY dengan konflik dalam Pilpres 2019, padahal sudah tidak menjabat. Terlebih saat ini, SBY tengah fokus kesembuhan istrinya yang dirawat di rumah sakit Singapura.
"Saya pikir itu sesuatu yang sangat kami sesalkan karena kalau kita berbicara partai politik, Demokrat ini kan nasionalis religius, penggagasnya dan pendirinya adalah Pak SBY. Itu telah menjawab semuanya," kata Syarief saat dikonfirmasi, Kamis (4/4/2019).
Informasi SBY menolak politik Islam terungkap dalam percakapan WhatsApp yang disebarkan oleh Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra.
Isi percakapan antara Yusril dengan Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab. Dalam tangkapan layar itu, Rizieq menyebut SBY selama memimpin melawan politik Islam. Hal ini dibantah Syarief.
"Apalagi terus terang saja kami masih prihatin terhadap kondisi keluarga Partai Demokrat. Kok tega begitu ya," imbuh Syarief.
Dalam percakapan yang menurut Yusril asli, Rizieq menyatakan bahwa keislaman Prabowo sebenarnya tidak terlalu kuat. Faktor itu disebutkan terjadi karena Prabowo dekat dengan SBY.
"Perhatikan dalam WA di atas Rizieq yang bilang 'PS lemah tentang Islam & lingkarannya pun masih banyak yang Islamphobia'. Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan Politik Islam yang disebutnya sebagai 'Politik Integritas' beraroma SARA dan seterusnya. Itu tulisan Rizieq sendiri dalam WA yang jejak digitalnya bisa dijadikan bukti yang sangat sulit untuk dibantah," kata Yusril kepada Tirto, Rabu (3/4/2019).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali
